Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah "Wearable Gadget" Bakal Disukai?

Kompas.com - 19/11/2013, 09:28 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

KOMPAS.com - Istilah "wearable gadget" muncul setelah banyak vendor membuat gadget yang bisa dipakai sebagai aksesori, seperti jam tangan pintar, kacamata pintar, armband fitness elektronik, dan sebagainya. Masa depan "wearable gadget" ini dinilai bakal cerah, namun butuh waktu lama.

Setidaknya ini kesimpulan yang didapat dari bincang-bincang antara eksekutif Hexoskin, Misift, dan Qualcomm Life Fund di ajang Igintion 2013, seperti dikutip dari Business Insider.

Sonny Vu, pendiri Misift, mengibaratkannya seperti pertandingan baseball. Menurutnya, saat ini kita sedang berada di inning pertama di babak satu, dari pertandingan sembilan inning. Memang masih banyak yang skeptis akan berapa besar potensi pasar wearable gadget hingga saat ini.

Menurut Sonny, kondisi  pasar saat ini masih terpecah-pecah. Banyak orang yang saat ini belum menggunakan gadget sesuai fungsi utamanya. Misalnya, masih ada yang mendengarkan musik lewat smartphone, bukan perangkat musik khusus. Konsumen juga belum bisa menerima gadget yang hanya ditujukan untuk satu fungsi saja.

"Maka, untuk membuat gadget yang menarik, produsen harus membuatnya secantik mungkin, atau bahkan tak terlihat." Demikian ujar Sonny. "Mereka harus membuatnya terlihat keren dan berfungsi dengan baik, tidak ada celah di antaranya," imbuh Sonny.

Namun, di tengah skeptisme itu, ada pertanda yang dipercayai berbagai analis dan investor sebagai titik terang. Baru-baru ini, FitBit menambah investasinya untuk melakukan riset wearable gadget menjadi 43 juta dollar AS.

Firma IDC bahkan menyebut wearable gadget sebagai kategori fast-emerging yang bisa memperlambat pertumbuhan tablet PC.

Sementara laporan terbaru BI Intelligence memprediksi potensi pasar wearable gadget mencapai 12 miliar dollar AS hingga tahun 2018, dengan anggapan tiap gadget rata-rata seharga 42 dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com