Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bill Gates Ramalkan "Kepunahan" Negara Miskin

Kompas.com - 23/01/2014, 09:46 WIB
Aditya Panji

Penulis

Sumber CNBC
KOMPAS.com — Bill Gates dan istrinya, Melinda Gates, percaya bahwa negara miskin dapat keluar dari kemiskinan. Ia memprediksi tak akan ada lagi negara miskin di dunia pada tahun 2035.

Dalam surat tahunan Yayasan Bill dan Melinda Gates setebal 25 halaman, ia menepis mitos yang mengatakan bahwa negara miskin akan tetap miskin, dan tidak bisa menjadi kaya.

"Negara-negara miskin tidak ditakdirkan untuk tetap miskin. Beberapa negara yang disebut negara berkembang sudah benar-benar dikembangkan," kata Gates dalam sebuah catatan yang dipublikasi pada Selasa (21/1/2014).

Argumen Gates mengenai negara miskin didasari atas klasifikasi Bank Dunia tentang negara-negara berpenghasilan rendah, disesuaikan dengan inflasi. Bank Dunia menetapkan garis kemiskinan dengan penghasilan sebesar 1,25 dollar AS per kapita per hari.

"Saya cukup optimis tentang ini, dan karena itu saya bersedia membuat prediksi. Pada 2035, hampir tak ada negara-negara miskin yang tersisa di dunia."

Pendiri perusahaan teknologi Microsoft ini berpendapat, sebuah negara akan belajar dari negara tetangganya yang paling produktif tentang manfaat inovasi, seperti vaksin baru, bibit yang baik, dan revolusi digital.

"Dengan ukuran apa pun, dunia akan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Umur seseorang lebih panjang, hidup dengan sehat. Tingkat kemiskinan ekstrem telah dipotong setengahnya dalam 25 tahun terakhir. Kematian anak menurun. Banyak negara penerima bantuan yang sekarang sudah mandiri," lanjutnya.

Pandangan ini akan disampaikan Gates dalam Forum Ekonomi Dunia pada 22 sampai 25 Januari 2014 di Davos, Swiss, yang juga akan dihadiri pemerintah serta pengusaha dari berbagai negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com