Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bos Google Jelaskan Kenapa Motorola Dijual

Kompas.com - 30/01/2014, 07:31 WIB
Deliusno

Penulis

KOMPAS.com — Larry Page, CEO Google saat ini, mencoba memberikan penjelasannya atas kesepakatan pembelian Motorola oleh Lenovo. Hal itu dilakukan Page lewat tulisan di blog resmi Google.

"Ini adalah langkah penting bagi pengguna Android di mana pun, maka saya ingin menjelaskannya," tulis Page.

Page menjelaskan bahwa Google membeli Motorola pada 2012 dengan tujuan mendongkrak ekosistem Android, serta meningkatkan portofolio paten Google. Ia merasa, selama 19 bulan belakangan, hal itu telah tercapai.

Moto X dan Moto G pun disebut-sebut sebagai produk andalan Motorola yang patut dapat pujian. "Saya sangat bersemangat menanti jajaran smartphone (Motorola) pada 2014," tulisnya.

Namun, Page melanjutkan, persaingan di pasar smartphone sangat ketat. Oleh karena itu, ia merasa bahwa pembuat perangkat mobile yang "menceburkan diri sepenuhnya" akan sangat membantu upaya bertahan hidup.

"Itu mengapa kami percaya Motorola akan lebih baik di bawah Lenovo," tutur Page.

Lenovo saat ini disebutnya memiliki bisnis smartphone yang tumbuh pesat. Selain itu, mereka merupakan produsen PC terbesar dengan pertumbuhan tercepat.

Di sisi lain, Google lewat penjualan ini bisa lebih memfokuskan energinya untuk melakukan inovasi di ekosistem Android.

Page pun menampik bahwa penjualan ini menyiratkan perubahan langkah Google di arena perangkat. Sejauh ini Google masih memiliki upaya di perangkat keras, seperti Google Glass (wearable) dan akuisisi atas Nest.

Page mengatakan, di pasar wearable dan home technology, dinamika dan kematangannya berbeda. "Kami sangat bersemangat melihat peluang menghadirkan produk luar bisa di ekosistem yang baru tumbuh ini," ujarnya.

Singkatnya, Google Glass dan Nest belum akan dijual Google dalam waktu dekat.

Page mengatakan, Lenovo sudah berniat untuk mempertahankan identitas Motorola, sama seperti yang dilakukannya pada ThinkPad saat membeli IBM pada 2005.

Page pun melanjutkan, selama kesepakatan ini belum selesai, bisnis akan berjalan seperti biasa. "Kesepakatan ini belum mendapatkan persetujuan di AS ataupun China, dan ini biasanya butuh waktu lama," tulis Page.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com