Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4G Akan Datang, 3G Tak Dibuang

Kompas.com - 17/02/2014, 14:41 WIB
Didit Putra Erlangga Rahardjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.COM - Di tengah persiapan yang dilakukan pemerintah terkait regulasi teknologi 4G atau Long Term Evolution (LTE), teknologi 3G tidak akan tersisihkan. Untuk lima tahun ke depan, teknologi 3G tetap berperan penting dalam mendorong penetrasi broadband pada berbagai wilayah di Indonesia.

Pandangan tersebut diutarakan oleh perwakilan perusahan teknologi Ericsson, di Jakarta, Rabu (12/2). Mereka adalah Sam Saba, Presiden Direktur Ericsson Indonesia, Arun Bansal, Head of Region South East Asia and Oceania, dan Peter Heuman, Deputy Head of Business Unit Support Solution Ericsson AB.

"3G tetap akan berperan signifikan dalam mendorong konsumsi data bagi para pengguna smartphone di wilayah lebih luas sementara 4G akan mendorong konsumsi data lebih tinggi tapi bertahap. Keduanya bakal saling melengkapi," kata Saba.

Dia menjelaskan bahwa perkembangan 4G di Indonesia diperkirakan tidak diberlakukan secara menyeluruh dan serentak, tetapi menggunakan kawasan bisnis di kota besar sebagai percontohan.

Dengan infrastruktur yang saat ini dimiliki Indonesia, Saba mengaku optimistis bahwa bisnis layanan yang infrastruktur internet atau Over the Top (OTT) tetap bisa tumbuh subur dan dinikmati oleh operator telekomunikasi. Tidak hanya layanan percakapan maupun media sosial, koneksi 3G sebetulnya masih mencukupi untuk layanan Internet Protocol Television (IPTV) dengan kualitas yang masuk akal.

Konten

Kedatangan para petinggi Ericsson itu untuk menjelaskan tentang layanan infrastruktur untuk distribusi konten digital melalui internet, salah satunya video. Langkah terkini yang sudah dilakukan adalah akuisisi Azuki Systems yang menyediakan layanan untuk menghadirkan siaran televisi maupun konten untuk dinikmati di gadget.

Heuman mengungkapkan, infrastruktur milik Ericsson dilibatkan dalam distribusi produksi tayangan Olimpiade Musim Dingin 2014 untuk NBC. Peran mereka adalah membantu kompresi video sehingga bisa ditonton di perangkat elektronik tetap dengan definisi tinggi dan tetap lancar.

"Peluang bisnis IPTV terbuka lebar di Indonesia dengan jumlah penduduk, harga ponsel yang kian terjangkau, serta penetrasi broadband kian meluas ke daerah," ujar Heuman.

Dia mengungkapkan bahwa tren konsumsi televisi sudah mulai bergeser menjadi layar ponsel, alasannya pengguna yang tidak lagi berdiam di dalam rumah tapi tidak ingin ketinggalan siaran televisi. Tantangan yang dihadapi adalah menyediakan tayangan video yang bisa diakses dengan mudah dan menyesuaikan dengan mudah atas berbagai jenis perangkat yang dimiliki.

Laporan dari Ericsson ConsumerLab tahun 2013 menyebut bahwa kian banyak orang yang mengurangi pengeluaran mereka untuk televisi kabel dengan alasan terlampau mahal atau tidak sempat. Tren yang muncul adalah kecenderungan menonton video on demand semacam Youtube di perangkat elektronik mereka. (eld)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal MPL S13 Pekan Ini, Evos Glory Vs Onic Esports

Jadwal MPL S13 Pekan Ini, Evos Glory Vs Onic Esports

Game
Huawei Pura 70 Ultra Meluncur, Lensa Kamera Bisa Keluar-Masuk

Huawei Pura 70 Ultra Meluncur, Lensa Kamera Bisa Keluar-Masuk

Gadget
Huawei Pura 70, 70 Pro, dan 70 Pro Plus Meluncur, Debut Smartphone Pura Series

Huawei Pura 70, 70 Pro, dan 70 Pro Plus Meluncur, Debut Smartphone Pura Series

Gadget
Penampakan HP Non-Nokia Pertama dari HMD Global, Ada Dua Versi

Penampakan HP Non-Nokia Pertama dari HMD Global, Ada Dua Versi

Gadget
Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun

e-Business
Samsung Perkenalkan Memori LPDDR5X Terkencang untuk Ponsel dan AI

Samsung Perkenalkan Memori LPDDR5X Terkencang untuk Ponsel dan AI

Hardware
Penerbit 'GTA 6' PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Penerbit "GTA 6" PHK 600 Karyawan dan Batalkan Proyek Rp 2,2 Triliun

Game
TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

TikTok Notes, Aplikasi Pesaing Instagram Meluncur di Dua Negara

Software
HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

HP Vivo T3X 5G Meluncur dengan Snapdragon 6 Gen 1 dan Baterai Jumbo

Gadget
Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat 'Ngetwit'

Siap-siap, Pengguna Baru X Twitter Bakal Wajib Bayar Buat "Ngetwit"

Software
Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

Daftar Paket Internet eSIM Telkomsel, PraBayar, Roaming, Tourist

e-Business
8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

8 Cara Mengatasi Kode QR Tidak Valid di WhatsApp atau “No Valid QR Code Detected”

e-Business
Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Ramadhan dan Idul Fitri 2024, Trafik Internet Telkomsel Naik 12 Persen

Internet
Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Tampilan Baru WhatsApp Punya 3 Tab Baru, “Semua”, “Belum Dibaca”, dan “Grup”, Apa Fungsinya?

Software
HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang 'Membosankan'

HMD Perkenalkan Boring Phone, HP yang Dirancang "Membosankan"

Gadget
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com