Dengan ditemukannya bitcoin tersebut, Mt. Gox mengatakan, pihaknya kini memegang sekitar 202.000 bitcoin. Sementara 650.000 bitcoin masih hilang.
Dalam sebuah pernyataan, CEO Mt. Gox Mark Karpeles mengatakan, angka bitcoin yang hilang itu masih dapat berubah. "Harap dicatat bahwa alasan hilangnya bitcoin dan jumlah pasti bitcoin yang hilang masih dalam penyelidikan," kata Karpeles, seperti dikutip dari The Wall Street Journal.
Pada 28 Februari 2014, Mt. Gox menutup layanan lewat situs web dan mengajukan perlindungan kebangkrutan kepada Pemerintah Jepang. Perusahaan asal Tokyo itu mengaku kehilangan total 850.000 bitcoin yang nilainya hampir 500 juta dollar AS. Dari jumlah tersebut, sebanyak 750.000 bitcoin adalah milik nasabah dan 100.000 bitcoin lainnya adalah aset perusahaan.
Karpeles mengakui, kebangkrutan itu disebabkan karena lemahnya sistem keamanan sehingga ada peretas yang masuk dalam sistem dan mencuri bitcoin.
Mt. Gox memiliki kewajiban utang sebesar 63,9 juta dollar AS, jauh melebihi total aset saat ini, yaitu 37,7 juta dollar AS. Dalam dokumen kebangkrutan Mt. Gox tercatat, ada 127.000 kreditor dan sebanyak 1.000 kreditor di antaranya berasal dari Jepang.
Mt. Gox membuka kembali akses situs webnya pada 18 Maret 2014 untuk memungkinkan pengguna melakukan log-in, melakukan verifikasi akun dompet digital, dan cek saldo.
Pemerintah Jepang dan Amerika Serikat sedang menyelidiki kebangkrutan Mt. Gox, apakah hal tersebut terkait dengan kejahatan ekonomi ataukah kejahatan siber.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.