Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Keluhan Karyawan Apple soal Kantornya

Kompas.com - 11/04/2014, 07:30 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

KOMPAS.com — Rumput di halaman tetangga memang selalu terlihat lebih hijau. Begitu pun saat kita melihat orang lain yang bekerja di perusahaan besar, seperti Apple. Benarkah menyenangkan seperti yang kita bayangkan? Pengakuan beberapa karyawan Apple ini mungkin bisa mengubah pandangan Anda.

Siapa yang tak mau bekerja di perusahaan yang didirikan Steve Jobs tersebut? Nama Apple Inc. kini menjadi buruan para pekerja TI agar bisa masuk ke dalam resume-nya. Seolah, nama tersebut bisa menjamin dirinya masuk ke perusahaan TI mana pun yang diinginkan.

Namun, bekerja di Apple Inc. juga membutuhkan pengorbanan, seperti yang diakui karyawan Apple sendiri kepada lembaga survei Quora. "Saya tak bisa bercerita kepada istri, walau ia bekerja di gedung seberang, dan saya sering pulang larut malam, istri saya tidak tahu apa yang saya kerjakan," ujar Robert Bowdidge seperti dikutip dari Business Insider (8/4/2014).

"Kadang saya juga harus menolak saat istri ingin ikut perjalanan dinas saya. Ia bekerja untuk IBM saat itu dan bisa jadi dianggap sedang memata-matai apa yang saya kerjakan," imbuhnya.

Kim Scheinberg, istri seorang karyawan Apple dengan inisial JK, juga menceritakan pengalamannya. JK yang dipercaya oleh Apple merancang agar prosesor Intel bisa berjalan di versi Mac OSX tersebut di-briefing langsung oleh supervisornya, Bertrand Serlet.

"Bertrand mengajak JK untuk duduk dan berbicara dengannya. Ia mengtakan, tidak boleh ada orang yang tahu tentang proyek itu. Besoknya, ruang kerja JK di rumah dirombak agar memenuhi standar keamanan Apple," cerita Scheinberg.

JK lalu mengatakan kepada Bertrand bahwa istrinya sudah tahu apa yang sedang ia kerjakan. Alhasil, Bertrand meminta agar JK tidak lagi membicarakan proyek tersebut kepada istrinya hingga proyek tersebut diumumkan ke publik. Sang istri pun diminta untuk melupakan semua yang sudah diceritakan.

"Mungkin dipikirnya ingatan bisa dihapus, seperti di film Total Recall," canda Scheinberg.

Hubungan sosial berkurang

Desainer Apple, Jordan Price, bercerita bahwa semenjak bekerja di Apple, ia jarang bertemu putrinya pada hari-hari biasa karena jam kerja yang tidak fleksibel. "Gaji saya juga sering dipotong, tetapi saya berpikir positif bahwa saya sedang membuat investasi jangka panjang di perusahaan prestisius ini," ceritanya.

Rekan kerja yang memisahkan diri dari yang lain sering kali juga disingkirkan oleh mereka yang disebut Price suka menjilat atasannya. Price berkata, "Saya menjadi salah satu yang disingkirkan, dan berharap akhir pekan segera tiba."

Selain itu, banyaknya rapat yang harus dilakukan juga dikeluhkan Price. "Rapat yang sering dilakukan sering kali mengganggu produktivitas, tetapi nampaknya itu memang harus dilakukan dalam perusahaan yang menghasilkan banyak produk berkualitas," tutur Price.

Beberapa karyawan juga mengeluhkan siklus kerja yang tidak teratur. Mereka sering kali harus bekerja lembur dan akhirnya menjadi susah tidur di rumah. Semua karyawan Apple dituntut harus siap sedia 24 jam 7 hari.

Makin parah saat ada produk baru

Hal yang lebih parah lagi terjadi jika Apple sedang mengerjakan produk baru. Seorang developer iPad mengatakan kepada situs Glassdoor bahwa dirinya sampai tidak meninggalkan kantor selama berhari-hari untuk mengerjakan tablet unggulan Apple tersebut.

"Kami disediakan ruangan tanpa jendela, mereka mengganti pintu dan kuncinya," ujar developer yang tak mau diungkap namanya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com