Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awasi Kerja Pemerintah Jakarta dengan Aplikasi "Mobile"

Kompas.com - 27/04/2014, 09:35 WIB
Oik Yusuf

Penulis

Kepala UPT PIPP Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi DKI Jakarta, Setiaji (kedua dari kanan) ketika memberikan keterangan seputar kompetisi pada peserta #HACKJAK, bersama perwakilan dari DailySocial dan SEATTI di Jakarta, Sabtu (26/4/2014).

KOMPAS.com - Lomba pembuatan aplikasi Hackathon Jakarta atau #HACKJAK resmi bergulir pada Sabtu (26/4/2014). Sebanyak 4 aplikasi pemenang utama akan mendapat hadiah berupa uang, namun perjalanan tidak berhenti disitu.

Pihak Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Southeast Asia Technology and Transparency (SEATTI) selaku penyelenggara berharap kegiatan ini bisa membuahkan aplikasi mobile yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, terkait pemantauan data transportasi umum darat dan data anggaran DKI Jakarta tahun 2014.

"Hal ini sesuai dengan arahan pak Wakil Gubernur (Basuki Tjahaja Purnama), agar masyarakat ikut mengawasi. Citizen watch akan lebih efektif dibanding hanya kami saja," ujar Kepala UPT PIPP Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi DKI Jakarta, Setiaji, ketika ditemui di sela-sela kegiatan.

Kendati bentuk akhir aplikasi buatan para peserta masih belum jelas benar sebelum akhir kompetisi pada Minggu (27/4/2014) siang ini, Setiaji mengaku sudah memiliki gambaran mengenai aplikasi yang diharapkan bakal tercipta.

"Kami ingin yang bentuknya mobile agar masyarakat bisa mudah menggunakan sambil jalan. Jadi, ketika misalnya menemukan proyek yang janggal, bisa langsung dipotret dan dilaporkan. Kami ingin early warning system untuk proyek-proyek yang ada di DKI," katanya.

Setiaji juga berharap akan muncul aplikasi yang bisa mendorong masyarakat untuk lebih banyak memakai angkutan umum, misalnya dengan menyediakan informasi tentang trayek-trayek yang ada agar diketahui masyarakat.

Open Government

Data transportasi umum dan APBD DKI Jakarta 2014 yang dijadikan tema besar dalam #HACKJAK, lanjut Setiaji, diberikan pada peserta dalam bentuk application programming interface (API) agar bisa dimanfaatkan dalam aplikasi masing-masing.

Dua jenis data tersebut merupakan bagian dari 63 Open Data yang dirilis oleh pihak Pemprov DKI dalam rangka transparansi kerja pemerintah.

"Sebenarnya ada macam-macam data yang dibuka, ada soal pariwisata dan lain-lain, namun kami ambil dua dulu. Alasannya karena anggaran itu jantung dari semuanya," kata Program Manager SEATTI Shita Laksmi, menjelaskan alasan di balik pemilihan jenis Open Data untuk #HACKJAK.

SEATTI adalah sebuah inisiatif yang mendukung penggunaan teknologi untuk transparansi di Asia Tenggara, terutama di Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Myanmar. Transparansi tersebut antara lain diwujudkan lewat akses terbuka dan pemanfaatan atas Open Data.

Meski terbuka, Open Data tidak begitu saja memberikan manfaat pada masyarakat. "Tantangannya adalah memberikan kegunaan pada Open Data. Salah satu kritik atas Open Data adalah banyak yang bisa melihat tapi tak ada yang bisa memakai. Kami ingin ada keterlibatan dari warga negara," kata Shita.

Dengan merangkul para developer untuk membuat aplikasi seputar Open Data, diharapkan data-data terbuka itu kemudian akan bisa diakses dan memberi manfaat secara langsung untuk masyarakat. Bentuknya bisa bermacam-macam, lanjut Shita, seperti misalnya aplikasi anti-macet untuk pengguna jalan.

"Begitu Pemprov DKI menyatakan keterbukaan dengan Open Data, kami langsung mendekati. Mumpung Indonesia sedang disorot sebagai pimpinan Open Government Partnership (Aliansi Pemerintahan Terbuka), kita bisa sekalian tunjukkan," kata Shita.

Bantu sosialisasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com