Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diramal Bangkrut, Apa Kata BlackBerry?

Kompas.com - 19/07/2014, 11:20 WIB
Oik Yusuf

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, situs 24/7 Wall Street mengeluarkan prediksi 10 brand yang bakal “menghilang” pada 2015. Nama BlackBerry tercantum masuk dalam daftar. Dengan kata lain, perusahaan ini diramal gulung tikar tahun depan.

Menanggapi ramalan tersebut, PR Manager BlackBerry Indonesia, Yolanda Nainggolan, mengatakan tak khawatir. “Karena dulu juga pernah diramal bangkrut, tapi tidak kejadian,” kata Yolanda saat dijumpai di Jakarta, Jumat (18/7/2014).

Situs 24/7 Wall Street sebelumnya memang pernah memprediksi kebangkrutan BlackBerry pada 2013, namun perkiraan itu meleset.

Sejak dipimpin John Chen sebagai CEO, kinerja perusahaan BlackBerry mulai menunjukkan peningkatan. Pada kuartal pertama 2014, BlackBerry mencatat keuntungan bersih 23 juta dollar AS, sementara pada periode yang sama setahun sebelumnya BlackBerry merugi 84 juta dollar AS.

Yolanda pun beralasan BlackBerry kini masih memiliki posisi kuat, setidaknya di Indonesia yang menjadi salah satu “benteng terakhir” pabrikan asal Kanada tersebut.

Dia merujuk pada hasil survei On Device Meter Nielsen yang dirilis Juni lalu. Riset itu memaparkan bahwa merek handset BlackBerry berikut aplikasi pesan instan BlackBerry Messenger (BBM) masih bercokol kuat di benak pengguna Indonesia.

“Karena itulah, kita hendak me-leverage kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap BlackBerry dan BBM,” imbuhnya.

Pergeseran target

Soal konsumen di Indonesia, Yolanda mengakui adanya pergeseran target pengguna dikarenakan strategi baru berupa fokus pada “empat pilar” BlackBerry, yaitu bisnis enterprise, platform software QNX, BBM, dan handset.

“Memang ada shifting ke enterprise, namun bukan berarti kami meninggalkan pasar konsumen,” kata Yolanda, seraya menjelaskan bahwa dalam bisnis perangkat, BlackBerry hanya mengubah profil target pengguna menjadi orang-orang yang mengutamakan produktivitas.

“Karena ini akan mempengaruhi cara kami mengkomunikasikan brand BlackBerry,” ujarnya lagi.

BlackBerry pun disebut Yolanda giat melakukan pendekatan ke kalangan yang dinilai potensial menjadi pelanggan layanan korporasi BlackBerry Enterprise Service (BES), semacam instansi pemerintahan dan operator telekomunikasi.

“Kami ingin mengedukasi pelanggan untuk memilih apa yang paling dibutuhkan, apakah hiburan atau produktivitas, juga bahwa produk BlackBerry bukan hanya terbatas pada handset saja,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com