Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BlackBerry Ingin Passport Jadi Alternatif iPhone

Kompas.com - 29/09/2014, 16:51 WIB
Oik Yusuf

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - BlackBerry Passport yang diperkenalkan pada Rabu minggu lalu ditujukan untuk pengguna "serius" alias pengguna yang mementingkan produktivitas dan ingin lebih terorganisir dalam melakukan kegiatan.

Selain pengguna dari kalangan profesional tersebut, BlackBerry ternyata juga menyasar pengguna lama yang telah beralih ke platform lain. Passport jadi andalan untuk menarik kembali para pengguna tersebut karena mengusung konsep yang unik, bentuk persegi berukuran lebar ditambah keyboard fisik QWERTY.

Meski berharap Passport bisa menarik kembali pengguna lama BlackBerry yang terlanjur beralih ke smartphone lain, seperti iPhone dan Samsung Galaxy, Mahieu menegaskan bahwa pihaknya harus realistis dan tidak berusaha sejajar dengan pabrikan lain yang sudah kadung di atas angin.

"Sembilan puluh persen orang yang mampu membeli smartphone mahal akan memilih iPhone. Jadi (iPhone) ini bukan 'ancaman', itu adalah realitas yang kami hadapi. Makanya kami ingin Passport jadi semacam alternatif iPhone," ujar Mahie saat berbincang dengan KompasTekno, Rabu (22/9/2014) di London, Inggris.

Peruntukkan Passport sebagai "alternatif" iPhone yang dimaksud Mahieu sejalan dengan misi BlackBerry kembali memfokuskan diri ke kalangan korporat yang menjadi kekuatan tradisionalnya.

Produk seperti iPhone, menurut Mahieu, dirancang untuk "mass market" dan karena itu dibekali dengan antarmuka yang mudah dipahami dan digunakan. Sebaliknya, lanjut dia, Passport berusaha merangkul pengguna profesional.

"Kami menyasar audience yang berbeda. BlackBerry adalah untuk mereka yang ingin bekerja. iPhone itu untuk semua orang, tapi kalau Anda ingin lebih produktif, pilihlah BlackBerry," kata dia lagi.

Melalui produk-produk baru seperti Z3, Passport, dan Classic yang akan segera diluncurkan, BlackBerry kini sedang berusaha bangkit kembali.

Perusahaan ini kembali merugi 200 juta dollar AS pada kuartal kedua tahun fiskal 2015 seperti dalam laporan keuangan yang dirilis minggu lalu. Namun, angka itu sudah lebih kecil dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya di mana kerugian BlackBerry mencapai kisaran 965 juta dollar AS.

Pada saat yang sama, CEO John Chen memperkirakan BlackBerry bakal berhenti merugi dan mencapai break-even point pada akhir kuartal fiskal 2015.

COO BlackBerry Marty Beard yang mengaku baru dua bulan bergabung dengan BlackBerry memiliki optimisme serupa. Dia kembali menegaskan bahwa BlackBerry tak akan keluar dari bisnis smartphone, meski banyak yang mengira demikian.

"BlackBerry punya lebih dari tiga miliar dollar AS. Perusahaan yang memiliki kas sebanyak itu dan sedang mendekati titik break-even bukanlah perusahaan kecil. Kami tak akan lenyap," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com