Pemerintah Masih Kaji Layanan "Voice" Operator BWA

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) mengatakan masih mempertimbangkan apakah operator yang mengantongi sertifikasi BWA (Broadband Wireless Access) bisa menggelar layanan suara, selain internet 4G LTE.

Hal itu disampaikan oleh Komisioner BRTI, Riant Nugroho di sela-sela acara LTE Summit yang digelar oleh Huawei di Jakarta, Selasa (14/10/2014).

BRTI memang telah membebaskan operator untuk mulai mengadopsi teknologi LTE TDD (teknologi time division duplex long term evolution).  Teknologi LTE TDD di Indonesia menempati frekuensi 2,3 GHz yang selama ini belum dipakai.

Salah satu operator BWA (Broadband Wireless Access) yang mulai menggelar layanan 4G LTE TDD adalah Internux dengan produknya, Bolt. Namun, Internux hanya diperbolehkan menggelar layanan data, belum untuk suara.

"Padahal dengan teknolgi LTE TDD, seharusnya dimungkinkan digelar teknologi suara di atas data," ujar Riant.

Pemerintah tahun ini juga telah mengalokasikan spektrum 30 MHz di 2,3 GHz untuk operator Smart. Dengan demikian, diharapkan tahun depan di Indonesia sudah dimungkinkan untuk dimulainya LTE TDD, yang bukan hanya data saja, tapi juga layanan suara di atas data.

Namun bagaimanapun, menurut Riant, hal itu masih perlu dilakukan kajian terlebih dahulu, karena pasti ada pro dan kontra, karena menurut Riant, saat ini masih ada operator yang siap dan ada yang belum siap.

"Karena begitu LTE TDD diselenggarakan, dan ada layanan suara di atas data, maka akan jadi kompetitor bagi operator seluler," kata Riant.

Dengan demikian, maka penerapan LTE TDD akan membuat persaingan antara operator yang relatif sulit untuk diatur. "Ini yang masih harus dipetakan," demikian pungkas Riant.