Adopsi LTE, Indonesia Ada di "Jalur Cepat"

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyedia solusi teknologi informasi dan komunikasi, Huawei mengatakan Indonesia saat ini berada di "jalur cepat " peralihan ke layanan 4G LTE (Long Term Evolution). Dengan demikian, operator ditantang untuk memberikan pelayanan yang lebih kompleks.

"Ini adalah salah satu peristiwa yang paling penting bagi industri TIK di Indonesia tahun ini. Teknologi informasi dan komunikasi terus membuat dampak yang dramatis pada bisnis dan kehidupan sehari-hari secara umum." ujar Sheng Kai, CEO Huawei Indonesia di sela-sela acara LTE Summit di Jakarta, Selasa (14/10/2014).

Sementara GM Solution Consulting Huawei, Mohamad Rosidi mengatakan, "Ini bisa menjadi kesempatan operator untuk meningkatkan kecepatan, mempercepat konektivitas, memberikan layanan digital dan aplikasi serta memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik."

"Jalur cepat" peralihan LTE di Indonesia itu menurut Huawei didukung oleh beberapa faktor, seperti dari sisi politik, ekonomi, sosial, serta teknologi.

Suksesnya Indonesia menggelar pemilihan presiden secara langsung, pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,2 persen, penetrasi broadband yang mencapai 28 persen yang berkontribusi 3,86 persen ke GDP adalah beberapa faktor di antaranya.

Selain itu, kontribusi masyarakat kelas baru yang muncul yang bersedia membayar lebih untuk kualitas layanan yang lebih baik juga menjadi salah satu pendorong mengapa adopsi LTE di Indonesia menjadi lebih cepat.

Sementara dari sisi teknologi, fokus investasi operator saat ini walau masih dominan di teknologi 3G, namun menurut Huawei banyak yang sudah mulai berinvestasi ke layanan 4G.

Jumlah investasi itu dikatakan Huawei meningkat dua kali lipat dibanding sebelumnya, walau Huawei tidak merinci secara detil berapa jumlah peningkatan yang terjadi. Namun, peningkatan tersebut menurut Huawei akan menjadi revenue generator yang baru bagi para operator.

Huawei menyimpulkan bahwa LTE akan menjadi teknologi yang paling sesuai untuk memenuhi tingginya permintaan layanan data dan komunikasi di Indonesia.

Namun Indonesia masih perlu mengoptimalkan spektrum, seperti meningkatkan kapasitas dan mengurangi latensi, sehingga bisa memberikan pengalaman penggunaan yang lebih baik.