Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bill Gates Menyumbang Hampir Rp 70 Miliar

Kompas.com - 22/11/2014, 12:54 WIB
KOMPAS.com - Yayasan Bill dan Melinda Gates, Selasa (18/11), berjanji akan mendonasikan 5,7 juta dollar AS atau sekitar Rp 69 miliar untuk meningkatkan perawatan pasien dan penghambatan laju wabah ebola di Afrika Barat. Negara terparah yang kini menjadi fokus bantuan di kawasan itu adalah Guinea, Liberia, dan Sierra Leone.

Program ini akan difokuskan pada pengobatan menggunakan darah bekas pasien ebola yang dinyatakan telah sembuh. Yayasan yang dikelola mantan bos Microsoft dan istrinya ini menyatakan akan bekerja sama dengan beberapa mitra swasta.

Lembaga amal itu mengungkapkan, sumbangan akan digunakan untuk mengevaluasi obat eksperimen. Lebih dari 5.000 orang telah tewas akibat wabah ebola dan kebanyakan korban dari negara-negara di Afrika Barat.

Sampai sekarang belum ada cara perawatan atau vaksin berlisensi yang bisa mencegah atau menghambat laju wabah virus ebola. Karena itu, ribuan warga terjangkit ebola dan tewas.
Belum teruji

Wabah ebola terparah dalam sejarah umat manusia muncul pada Maret lalu. Hingga sekarang, rumah sakit hanya bisa memberi pasien cairan infus untuk menghentikan dehidrasi dan antibiotik untuk melawan infeksi.

Ada beberapa vaksin eksperimental dan perawatan untuk ebola yang sedang dikembangkan, tetapi belum sepenuhnya teruji aman dan efektif. Organisasi amal medis Dokter Lintas Batas (MSF) akan melakukan uji klinis untuk beberapa obat eksperimental di Afrika Barat, Desember tahun ini.

Yayasan Bill dan Melinda Gates mengatakan, pihaknya akan bekerja dengan beberapa mitra untuk mengembangkan metode pengobatan menggunakan plasma darah bekas pasien yang telah sembuh dari ebola.

Beberapa waktu lalu, Yayasan Bill dan Melinda Gates juga menyumbang 50 juta dollar atau Rp 508 miliar untuk membantu penanganan ebola di Afrika Barat. Jumlah ini lebih besar daripada sumbangan pihak lain, seperti Inggris dan Amerika Serikat. Sejumlah lembaga amal menyebutkan, yang paling diperlukan di Afrika Barat adalah tim ahli dalam menangani limbah beracun.
Penelitian intensif

Sue Desmond-Hellmann, CEO Yayasan Gates, mengatakan, ”Kami saat ini bekerja keras dengan rekan-rekan untuk mengidentifikasi cara yang paling efektif membantu mereka menyelamatkan nyawa.” Adapun Bill Gates pada awal bulan ini mengatakan, penelitian lebih intensif terkait penyakit ebola harus terus dilakukan.

Plasma darah yang mengandung antibodi melawan penyakit akan diisolasi dan diberikan langsung kepada pasien ebola. Darah yang tersisa lalu bisa dikembalikan kepada donor, yang memungkinkan mereka untuk menyumbangkan darah lebih cepat ketimbang sebelumnya.

Sementara itu, dari Havana, Kuba, seorang dokter sukarelawan yang ikut dalam misi kemanusiaan ke Sierra Leone telah terjangkit virus ebola. Sang dokter pun dibawa ke Geneva, Swiss, untuk dirawat. Dia adalah pekerja kemanusiaan pertama asal Kuba yang terjangkit virus ebola.

Menurut situs Cubadebate, Selasa, dokter tersebut bernama Felix Baez. Dia adalah salah satu dari 165 dokter dan perawat Kuba yang mengikuti misi kemanusiaan merawat pasien ebola di Sierra Leone. Mereka berada di negara itu sejak Oktober. (BBC/AP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com