Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Pemenang IWIC Diajak ke Eropa

Kompas.com - 12/12/2014, 08:06 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

KOMPAS.com - Indosat Wireless Innovation Contest (IWIC) 2014 telah usai digelar. Salah satu pemenangnya adalah dari kategori Indonesia Young Innovator, yaitu Arfi'an Fuadi dan M Arie Kurniawan, kakak-beradik dari Salatiga, Jawa Tengah.

Indosat, bersama tiga mitra jaringannya, mengajak kedua kakak-beradik itu ke Eropa dan Tiongkok. Tepatnya, mereka diajak ke Stockholm, kantor pusat Ericsson, lalu ke Helsinki, kantor pusat Nokia serta ke Shenzen, kantor pusat Huawei.
 
“Semoga apresiasi yang kami berikan dapat memacu Arfi’an Fuadi dan Arie Kurniawan untuk terus berinovasi dan membawa nama baik Indonesia ke kancah internasional,” ujar Alexander Rusli, President Director & CEO Indosat, dalam keterangan tertulis yang diterima KompasTekno, Jumat (12/12/2014).

Kunjungan itu, diharapkan bisa memberikan wawasan perkembangan teknologi telekomunikasi terbaru bagi keduanya. Di Ericsson, mereka mengunjungi Ericsson Studio. Sementara di Nokia, mereka mengunjungi R&D di Oulu Finlandia dan Pusat Solutions di Espoo. Terakhir, saat di Huawei, mereka mengunjungi Huawei General Exhibition Hall

"Kami berharap kunjungan ke Ericsson Studio ini dapat lebih membuka wawasan bagi pemenang IWIC dan menciptakan aplikasi-aplikasi yang lebih hebat lagi," kata Thomas Jul, Presiden Direktur, Ericsson Indonesia.

"Kami sangat senang dapat memfasilitasi anak muda Indonesia berbakat dan bermasa depan cerah seperti Arfian dan Arie Kurniawan, untuk memperoleh berbagai wawasan dan pengetahuan di pusat R&D kami di Oulu, Finlandia," kata Presiden Direktur Nokia Indonesia, Dharmesh Malhotra.

"Program apresiasi yang diselenggarakan oleh Indosat ini sangatlah baik untuk menginspirasi dan mendorong anak bangsa agar terus berinovasi dan menciptakan karya-karya terbaiknya, tidak hanya di Indonesia namun juga di dunia," kata CEO Huawei Indonesia Sheng Kai.

Arfi'an dan Arie adalah kakak beradik lulusan SMK yang dengan kreatifitasnya meraih juara pertama lomba desain engine bracket (komponen pesawat jet penumpang) di Amerika Serikat. Rancangan mereka melibas 700 rancangan insinyur-insinyur lain dari kurang lebih 56 negara.

Karya mereka disebut sebagai salah satu komponen untuk mengangkat mesin pesawat terbang yang paling ringan dari komponen serupa yang pernah dibuat di dunia. Bahkan, mereka berhasil mengalahkan peserta dengan gelar Ph.D dari Swedia yang menyabet peringkat kedua dan insinyur lulusan University of Oxford yang meraih juara ketiga.

Lewat perusahaan yang mereka bangun, proyek pertama yang mereka kerjakan adalah membuat jarum untuk alat ukur yang berfungsi sebagai alat medis. Pemesannya adalah perusahaan asal Jerman. Mereka mendapat bayaran perdana sebesar 10 Dollar AS atau sekitar Rp 90 ribuan pada tahun 2005.

Setelah itu mereka terus mendapat permintaan untuk membuat desain-desain alat-alat lain yang semakin canggih. Mereka juga pernah membuat desain pesawat ringan pesanan perusahaan asal Amerika Serikat, dengan bayaran ribuan dollar. Sempat juga ditawari membuat senjata, namun menolak dengan alasan senjata dapat digunakan untuk tindakan kriminal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com