Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul "Bocoran" Gambar Layar Radar ATC untuk Posisi Terakhir AirAsia QZ8501

Kompas.com - 30/12/2014, 06:58 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

KOMPAS.com — Data radar berisi posisi koordinat berikut kecepatan dan ketinggian terakhir pesawat AirAsia berkode penerbangan QZ8501 muncul di beberapa situs dan diklaim sebagai "bocoran" gambar dari layar menara pengawas lalu lintas udara (ATC).

Berdasarkan data tersebut, ketinggian terakhir pesawat AirAsia QZ8501 sebelum hilang kontak pada Minggu (28/12/2014) adalah 36.300 kaki, seperti ditulis dalam situs bangaloreaviation.com yang kemudian dikutip oleh theeventchronicle.com edisi Minggu.

Selain ketinggian, dari data tersebut didapatkan pula informasi kecepatan pesawat sesaat sebelum hilang kontak, yakni 353 mil udara per jam (knot). Posisi pesawat terlihat berada di sisi kiri koridor udara M635 di antara waypoint RAFIS dan TAVIP.

Kedua situs menyertakan disclaimer, tidak menjamin akurasi dari data tersebut pada akhir artikel. Sebagai pembanding, berikut ini adalah data radar dari beragam situs dan sumber, sebelum pesawat berisi 162 orang tersebut hilang kontak.

KOMPAS.com/Istimewa Dugaan lokasi terakhir pesawat AirAsia 8501 berdasarkan analisis jalur penerbangan terakhir, komunikasi terakhir, dan saksi mata. Pesawat ini hilang dalam penerbangan dari Surabaya menuju Singapura, Minggu (28/12/2014) pagi.
Flightradar24 Lokasi terakhir pesawat Air Asia QZ8501 yang direkam situs Flightradar24 pada Minggu (28/12/2014).
KOMPAS.com/Istimewa Pantauan posisi dan ketinggian pesawat yang berada berdekatan dengan pesawat AirAsia berkode penerbangan QZ8501 di sekitar koridor M635 sebelum pesawat ini hilang kontak dan lalu menghilang dari pantauan radar pada Minggu (28/12/2014)
Sementara itu, avherald.com menulis bahwa pada 29 Desember 2014, AirNav Indonesia—penyebutan lain untuk Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia—menyatakan, kapten pesawat QZZ8501 telah meminta izin menaikkan ketinggian pesawat ke 38.000 kaki.

AirNav Indonesia mengaku mengambil waktu dua hingga tiga menit untuk berkoordinasi dengan menara kontrol di Singapura, hanya mengizinkan pesawat naik sampai ketinggian 34.000 kaki terlebih dahulu dengan alasan kepadatan jalur udara pada saat itu. (Baca juga: Dua Menit yang Penuh Tanda Tanya dari AirAsia QZ8501).

Ketika pesawat dihubungi kembali untuk menegaskan izin menaikkan ketinggian hingga 34.000 kaki, menurut AirNav Indonesia, kontak sudah terputus. Menurut AirNav Indonesia, komunikasi sudah terputus total pada pukul 06.14 WIB, sekalipun pesawat masih terlihat di layar pemantau radar.

Pada saat itu, kata AirNav Indonesia, ada tujuh pesawat lain yang sedang terbang berdekatan dengan posisi AirAsia QZ8501, dengan ketinggian antara 29.000 kaki dan 38.000 kaki, serta tak ada masalah sama sekali dengan mereka. Pada pukul 06.18 WIB, pesawat AirAsia QZ8501 sudah hilang dari layar pemantau radar.

Kepastian informasi

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Senin (29/12/2014), meminta manajemen AirAsia untuk membagi semua informasi soal pesawat yang hilang ini kepada keluarga para penumpang. "Saya meminta manajemen AirAsia menyediakan semua layanan yang diperlukan," ujar dia seperti dikutip Antara.

Layanan tersebut, lanjut Jonan, mencakup semua informasi terkait pesawat yang hilang itu dan perkembangan upaya pencarian. "Tidak boleh (jika) Basarnas yang jadi koordinator pencarian punya informasi terakhir, tetapi tidak dibagi kepada keluarga penumpang," ujar dia memberikan contoh. "Keluarga harus mendapatkan informasi akurat. Manajemen AirAsia harus menyediakannya."

Sebelumnya diberitakan bahwa pesawat AirAsia berkode penerbangan QZ8501 hilang kontak dalam perjalanan dari Surabaya menuju Singapura. Disebutkan dalam pemberitaan sebelumnya bahwa ketinggian terakhir pesawat adalah 32.000 kaki, sebelum meminta izin menaikkan ketinggian.

Diduga, komunikasi terakhir menara kontrol dengan pesawat terkait permintaan izin menaikkan ketinggian hingga 38.000 kaki. Permintaan disampaikan karena pesawat berhadapan dengan awan kumulonimbus atau cumulonimbus (CB). (Baca: Analisis Awal: AirAsia QZ8501 Terlambat Naikkan Ketinggian?)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com