Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Hutang" Xiaomi pada Apple

Kompas.com - 31/12/2014, 16:20 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

Sumber The Verge

KOMPAS.com - Xiaomi punya sebutan lain "Apple of China". Sebutan yang bisa jadi pujian atau sindiran. Produk-produk besutannya punya desain yang seolah terinspirasi dari raksasa teknologi asal California itu. Namun “hutang” pada Apple tersebut tentu bukan sesuatu yang akan diakui olehnya.

Seperti dikutip KompasTekno dari The Verge, Rabu (31/12/2014), banyak tudingan yang menyebutkan Xiaomi menyontek Apple. Baik eksekutif Xiaomi maupun Apple pun berkomentar terkait hal ini.

Desainer Apple Jony Ive mengomentari bahwa keduanya tidak memiliki kemiripan apapun meski Xiaomi disebut sebagai "Apple of China". “Saya tidak menanggapinya sebagai pujian,” ujarnya di ajang Vanity Fair Summit, Oktober lalu.

“Ketika Anda melakukan sesuatu untuk pertama kalinya, Anda tidak tahu apakah akan berhasil, lalu Anda menghabiskan waktu 7-8 tahun untuk mengerjakan hal itu, kemudian hasil kerja itu dicontek. Saya rasa ini sangat jelas. Ini adalah pencurian dan kemalasan,” terang Ive.

Eksekutif Xiaomi pun telah membantah soal tudingan mencontek Apple itu. Juli lalu, Global Vice President Xiaomi Hugo Barra telah menyatakan mereka tidak menyontek.

Tudingan tersebut disebut Hugo hanya tindakan orang yang mencari sensasi. “Jika Anda punya dua desainer dengan kemampuan yang sama, wajar saja mereka mencapai simpulan yang sama,” imbuhnya.

Pertanyaan soal kemiripan Apple dan Xiaomi bisa muncul dengan mudah. Kemiripan ini dapat terlihat bila menjajarkan smartphone, tablet serta perangkat streaming kedua produsen itu.

Namun saat ini inspirasi desain bukan masalah utama bagi produsen yang mengadopsi Android. Kekhawatiran yang utama adalah soal margin keuntungan yang semakin tipis seiring makin banyaknya Android saingan.

Xiaomi sedang tumbuh besar. Perusahan Tiongkok itu baru saja mendapatkan suntikan dana sebesar 1,1 miliar dollar AS, didaulat sebagai start-up termahal dunia. Mereka pun menggolkan keuntungan kecil senilai 56 juta dollas AS.

Xiaomi mengikat kesetiaan penggunanya di China dengan cara merawat aplikasi khusus buatannya. Cara tersebut efektif karena layanan Google diblokir oleh Negeri Tirai Bambu itu.

Penjualan mereka hanya dilakukan secara online sehingga memicu kehebohan. Selain itu, langkah ini juga menghemat ongkos ketimbang menjual perangkatnya di  toko fisik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Verge

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com