Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Iklan Peralihan di Ponsel, Operator Disebut Pemalas

Kompas.com - 25/02/2015, 13:28 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri perusahaan pengepul berita Kurio, David Wayne Ika, turut berkomentar tentang metode iklan peralihan yang dilakukan oleh beberapa operator seluler di Indonesia. Menurut David, iklan peralihan tersebut tergolong mengganggu dan tidak beretika.

"(Iklan peralihan) Itu adalah cara beriklan yang paling malas yang dilakukan oleh operator seluler," kata David kepada KompasTekno saat acara jumpa media, Rabu (25/2/2015) di Jakarta.

Menurutnya, iklan peralihan tersebut tidak seharusnya disodorkan ke pelanggan seluler sebab mereka telah membayar layanan data yang mereka gunakan, baik prabayar maupun pascabayar.

"Ini pengguna bayar kok (paket datanya), kenapa disuguhi iklan, mereka mau menuju kemana malah disuguhi apa," kata David.

"Beda kalau mereka pakai WiFi gratis yang numpang, mau disuguhi iklan ya silakan," imbuhnya.

Dunia iklan saat ini disebut David sedang mengalami peralihan. Konsumen pengguna mobile juga sudah banyak yang bosan dengan cara beriklan yang "kasar" di situs mobile.

"Iklan yang banyak disukai oleh brand-brand saat ini adalah yang bentuknya story telling, bukan advertorial kasar, apalagi iklan-iklan sisipan seperti operator seluler," demikian kata David.

Saat ini, ada dua jenis iklan yang dianggap mengganggu (intrusive ads) yang dilakukan oleh operator seluler di Indonesia, yaitu iklan "peralihan" alias interstitial ads dan offdeck ads.

Iklan jenis interstitial ads muncul saat pengguna menuju ke halaman tertentu, sebelum masuk halaman itu pengguna dialihkan ke halaman iklan.

Sedangkan iklan jenis offdeck ads yang juga dianggap mengganggu adalah iklan yang muncul di bagian atas halaman situs yang dituju, "mendorong" laman situs ke bawah.

Para pelaku industri iklan digital yang tergabung dalam enam asosiasi serempak menolak praktik intrusive ads tersebut.

Keenam asosiasi tersebut adalah idEA (Asosiasi E-Commerce Indonesia), IDA (Asosiasi Digital Indonesia), APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia), dan PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia), AAPAM (Association of Asia Pacific Advertising Media), dan P3I (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com