Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun MH370, Bagaimana agar Tak Terulang?

Kompas.com - 09/03/2015, 09:09 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

KOMPAS.com — Untuk mencegah agar kejadian seperti hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 tidak terulang, International Civil Aviation Organization (ICAO) telah membuat rekomendasi standar baru pelacakan pesawat.

Dikutip KompasTekno dari Flight Global, Rabu (4/2/2015), ICAO menyarankan agar sistem aircraft communications addressing and reporting system (ACARS) di dalam pesawat mentransmisikan data setiap 15 menit.

Sebelumnya, standar transmisi data yang direkomendasikan ICAO adalah setiap 30 menit.

ICAO bersama dengan badan PBB yang membidangi keselamatan penerbangan menetapkan rekomendasi tersebut menjadi standar yang harus diterapkan mulai November 2016.

Kedua lembaga internasional tersebut juga merekomendasikan update harus dipancarkan setiap satu menit sekali apabila pesawat berada dalam kondisi bahaya, seperti saat ada api di dalam kabin, atau perubahan ketinggian yang mendadak. Namun, rekomendasi ini hanya berlaku untuk pesawat buatan tahun 2020 ke atas.

"2014 menjadi tahun yang paling aman dalam penerbangan berdasar jumlah kecelakaan yang tercatat," ujar pernyataan ICAO.

"Namun peristiwa MH370 dan MH17 menunjukkan masih adanya celah yang bisa muncul sewaktu-waktu, kita harus merespon setiap kejadian sekecil apa pun untuk menjaga kepercayaan publik," tambahnya.

Selama ini, sejumlah maskapai secara sukarela dengan inisiatif sendiri mentransmisikan update posisi pesawatnya dengan menggunakan ACARS atau teknologi lain, seperti ADS-B.

Namun, belum ada keharusan yang mewajibkan semua maskapai mengadopsi sistem pelaporan posisi tersebut. Selain itu, belum ada juga standar interval transmisi data lokasi pesawat.

Menurut ICAO, dengan memperpendek transmisi ACARS setiap 15 menit sekali, dengan asumsi kecepatan rata-rata pesawat adalah 470 knot, maka hal tersebut bisa mengurangi area pencarian sekitar 100 mil laut jika pesawat tersebut hilang saat penerbangan.

ACARS merupakan sistem komunikasi data digital yang mentransmisikan pesan pendek antara pesawat dan stasiun di darat, melalui jaringan frekuensi radio atau koneksi satelit.

Data-data yang dikirimkan oleh ACARS antara lain berupa data atau pesan dari air traffic controller (ATC) untuk meminta atau menerima izin, data-data kondisi pesawat dalam setiap fase penerbangan, data rute, cuaca, serta sensor-sensor penting dalam pesawat, seperti heading, ketinggian jelajah, dan kecepatan jelajah.

Setelah insiden kecelakaan Air France penerbangan AF447 terjadi pada tahun 2009 lalu, ACARS direkomendasikan sebagai layaknya kotak hitam online. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi risiko jika kotak hitam, khususnya perekam data penerbangan atau flight data recorder (FDR) susah ditemukan.

Data kritis saat-saat terakhir pesawat setidaknya bisa terekam untuk dijadikan sebagai petunjuk awal, sebelum mengoleksi data utuh yang tersimpan dalam kotak hitam.

Dalam kasus Malaysia Airlines MH370, ACARS juga sedikit banyak memberikan peranan penting. Walau sistem utama ACARS dalam MH370 ditengarai dimatikan secara sengaja dari dalam pesawat, sistem ACARS cadangan yang disebut "classic aero" tetap aktif selama mesin dan generator pesawat menyala.

Sistem cadangan itulah yang aktif melakukan koneksi dengan satelit milik Inmarsat dalam interval satu jam sekali.

Dengan berbekal "ping" antara ACARS dan satelit milik Inmarsat, para ahli membuat perhitungan matematis dan menentukan jarak antara pesawat dan posisi satelit.

Dari situlah lokasi kemungkinan hilangnya MH370 yang terbentang antara perbatasan Kazakhstan dan Tiongkok di sebelah utara, serta di Samudra Hindia di sebelah selatan, kemudian diketahui.

Fokus pencarian MH370 sendiri selama satu tahun terakhir dilakukan di Samudra Hindia, dengan pencarian yang dipimpin oleh tim gabungan antara Malaysia dan Australia.

Namun, pencarian selama satu tahun tersebut hingga kini belum menghasilkan petunjuk yang berarti. Tak satu keping pun serpihan B777-200 dengan registrasi 9M-MRO itu diketemukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com