Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Samsung Keluhkan Produksi Smartphone di Indonesia

Kompas.com - 29/04/2015, 17:50 WIB
Oik Yusuf

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Demi mengantisipasi rencana aturan pemerintah soal penetapan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk ponsel 4G LTE, Samsung Electronics telah mulai membuat ponsel di pabriknya yang berlokasi di kawasan industri Cikarang, Jawa Barat.

"Di pabrik itu Samsung membuat handphone mengikuti kebijakan pemerintah. Pasar lokal di masa depan pasti lebih besar dari saat ini, makanya kami siapkan dasarnya semenjak sekarang," ujar Vice President Corporate Business and Corporate Affairs Samsung Indonesia Lee Kanghyun dalam sesi wawancara usai peluncuran Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge di Jakarta, Kamis (29/4/2015).

Oik Yusuf/Kompas.com Lee Kanghyun, Vice President Corporate Business and Corporate Affairs Samsung Indonesia
Soal pemenuhan aturan TKDN, Lee mengatakan pihaknya bisa memenuhi angka kandungan lokal di produk-produk ponsel sebesar 20 persen, terhitung mulai Mei 2015 mendatang. Angka itu diharapkan akan naik menjadi 30 persen pada 2017, yang disebutnya sesuai dengan rencana aturan pemerintah. Ini menurutnya karena proses produksi ponsel di Indonesia terbilang masih sulit.

"Kenapa kami ajukan 20 persen dulu? Soalnya di Indonesia penyokong industri untuk produksi mobile hampir tidak ada," kata Lee sambil menambahkan bahwa pembuatan ponsel di pabrik Samsung di Indonesia masih bersifat sebatas perakitan alias Semi Knock-Down (SKD).

Dia melanjutkan bahwa selama ini ada kesalahan anggapan bahwa TKDN yang akan ditetapkan pemerintah adalah sebesar 40 persen. Padahal, ujar dia, kandungan komponen lokal yang akan disyaratkan sebenarnya adalah 30 persen.

"Soal kandungan 30 persen pada 2017 itu nanti dicocokkan lagi, sesuai dengan situasi pasar dan penetapan cara pembobotannya," lanjut Lee.

Pihak pemerintah melalui Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan dalam waktu dekat akan mengajukan uji publik untuk draft regulasi TKDN. Dalam draft tersebut memang tercantum ketentuan tingkat kandungan lokal sebesar 30 persen untuk ponsel yang dikategotrikan sebagai perangkat Subscriber Station (SS).

Sementara, komponen-komponen yang diperlukan untuk produksi ponsel di Indonesia masih harus diimpor. Lantaran itu Lee mengatakan pembuatan ponsel Samsung di Indonesia menelan biaya lebih besar ketimbang melakukan impor langsung. Ponsel hasil produksi pabrik Samsung di Indonesia pun ditujukan untuk pasar lokal saja, bukan untuk keperluan ekspor.

Hal ini menurut dia berbeda dengan aneka alat elektonik lain semacam TV dan set top box yang diproduksi di pabrik yang sama. Sebagian besar perangkat-perangkat itu justru ditujukan untuk pasar ekspor. "Nilai ekspornya bisa mencapai 1 miliar dollar AS," kata dia.

Ponsel Samsung yang dibuat di Indonesia antara lain adalah dua andalan baru dari pabrikan asal Korea Selatan itu, yakni Galaxy S6 dan Galaxy S6 Edge. Di luar kedua model tersebut, Lee menyebutkan bahwa model-model ponsel 4G LTE lain dari Samsung bakal turut dibuat di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com