Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Snapchat Baru Populer di Indonesia

Kompas.com - 26/06/2015, 13:27 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Sejak dirilis 2011 lalu, popularitas Snapchat terus menanjak di Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya. Berbanding terbalik, layanan berbagi video dan foto tersebut belum berkembang masif di Indonesia.

Tapi, belakangan Snapchat mulai menunjukkan pertumbuhan pengguna secara perlahan di Tanah Air. Walau belum ada data resmi yang mengklaim, indikasinya bisa terlihat dari ramainya perbincangan ihwal Snapchat di Twitter dan Ask.fm.

Menurut pengamat teknologi Aulia Masna, pasar Indonesia mulai melirik layanan berbasis video seperti Snapchat karena perkembangan teknologi yang mulai mendukung.

"Di Indonesia mungkin (Snapchat) semakin ramai karena smartphone semakin bertenaga dan terjangkau, adanya jaringan LTE, kuota data mobile yang besar, ditambah koneksi internet rumah yang semakin cepat," katanya pada KompasTekno, Senin (22/6/2015).

Aulia menambahkan, sebelumnya Snapchat kurang dimanfaatkan untuk bersosial di ranah maya karena layanan tersebut menuntut penggunaan data yang besar. Tentu, harus pula didukung kecepatan jaringan yang memadai.

Pasalnya, Snapchat memiliki fitur yang dinamai "Snapchat Story". Gunanya untuk merekam aktivitas pengguna dalam satu hari. Penggalan video dan foto pada fitur tersebut bisa bertahan selama 24 jam dan bisa diulang berkali-kali.

Tiap video memiliki durasi maksimal 10 detik dengan ukuran 2,5 MB. "Karena bersambung, konsumsi video itu bisa menghabiskan data yang cukup besar. Apalagi kalau follow banyak orang yang sering rekam video. Sehari bisa habis ratusan megabyte," ia menuturkan.

Untuk menikmati pertukaran video lewat Snapchat, Aulia menganggap jaringan 3G kurang mumpuni. "Bukan tidak bisa tapi lebih lama dan berat untuk mengunduh apalagi mengunggah," kata pria yang juga merupakan editor AdDiction.id ini.

Ke depan, seiring dengan gencarnya penerapan 4G, Aulia meramalkan layanan berformat video akan jadi tren baru yang signifikan. "Semakin cepat jaringan seluler yang kita pakai, format video dengan sendirinya semakin populer," katanya.

Seperti diketahui, saat ini masyarakat sudah bisa menikmati jaringan telekomunikasi generasi keempat (4G LTE) pada frekuensi 900 MHz. Sementara itu, di frekuensi 1800 MHz, operator sedang melakukan penataan bertahap di daerah-daerah.

Mulai 6 Juli 2015, jaringan 4G tahap dua sudah bisa dinikmati secara komersil di beberapa kota. Targetnya, akhir tahun ini masyarakat dapat merasakan kecepatan jaringan tersebut secara merata di seluruh daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com