Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diuji, 4G LTE Smartfren Sentuh 49 Mbps

Kompas.com - 28/07/2015, 17:23 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com - Setelah Denpasar, kali ini Smartfren menguji jaringan generasi keempat (4G LTE) di rute Surabaya dan Malang, Jawa Timur. Pengujian pertama dilakukan dengan menyusuri beberapa jalan dari Surabaya Pusat hingga Surabaya Timur.

Awak media dibekali perangkat keluaran Smartfren, Andromax Ec, untuk mengetes kesiapan jaringan operator CDMA tersebut. Hasilnya cukup memuaskan.

Pengguna dapat melakukan streaming video tanpa hambatan. Sayangnya, perangkat yang digunakan untuk pengujian tak memungkinkan pemutaran video Full HD, sehingga jaringan teruji pada video beresolusi 480p saja.

Mengunduh gambar dan lagu pun dapat dilakukan dalam waktu tak lebih dari tiga menit. Saat mengoperasikan media sosial berat seperti Snapchat, pengunggahan video juga hanya sekelebat mata.

Walau begitu, menurut hasil tes kecepatan jaringan menggunakan aplikasi Ookla Speedtest, jaringan 4G Smartfren masih belum stabil. Di beberapa lokasi, kecepatan bisa mencapai 49 Mbps untuk pengunduhan dan 2.26 Mbps untuk pengunggahan. Sementara itu, di lokasi lainnya, kecepatan jaringan bahkan tak sampai 2 Mbps untuk pengunduhan.

Kekurangan ini pun tak ditampik oleh Head of Network Special Project Smartfren, Munir S.P. Ia mengakui hingga saat ini persiapan jaringan 4G LTE belum mencapai standar layak Smartfren untuk dirilis komersil.

"Belum mencapai 80 persen. Umumnya jaringan menjadi cukup stabil dan layak apabila sudah lebih dari 80 persen," katanya di sela-sela pengujian.

Walau begitu, Munir tak ciut dengan kemapanan jaringan Smartfren. "Dengan kondisi seperti ini pun kalian sudah bisa menilai sendiri kualitasnya," katanya.

Diketahui, Smartfren segera menggelar jaringan 4G LTE dengan teknologi TDD 2300 Mhz dan 850 Mhz pada Agustus mendatang. Belum dibeberkan tanggal pastinya, namun Smartfren mengklaim pada saat itu kecepatan jarigannya akan lebih cepat dua kali lipat dibandingkan kompetitor.

"Karena menggabungkan FDD dan TDD kita jadi memiliki agregator kanal. Kecepatan jaringan minimum akan lebih cepat dua kali lipat," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com