Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Google Butuh Induk Bernama Alphabet

Kompas.com - 11/08/2015, 12:46 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Sumber Mashable


KOMPAS.com - Dalam kurun waktu 17 tahun sejak 1998, Google banyak menciptakan inovasi yang ditasbihkan sebagai pelopor peradaban teknologi. Kini, raksasa tersebut secara mendadak mengumumkan berdirinya induk perusahaan baru bernama "Alphabet".

Langkah progresif ini tentu bukan hasil pemikiran sehari dua hari. Dalam surat pendirian Google, CEO Google (kini CEO Alphabet) Larry Page dan co-founder Google (kini Presiden Alphabet) Sergey Brinn menuliskan, "Google bukanlah perusahaan konvensional. Kami tidak ingin menjadi satu".

Untuk menjelaskan lebih detil terkait alasan Google harus punya "ibu", analis Christina Warren dan Seth Fiegermen membuat analisis yang dituangkan dalam beberapa poin penting berikut ini, sebagaimana dilaporkan Mashable dan dihimpun KompasTekno, Selasa (11/8/2015)

1. Mempertahankan kemapanan Google dan mengelola inovasi di Alphabet.

Sejak didirikan pertama kali pada 1998, silsilah Google mengakar ke berbagai lini. Dari mesin pencari, layanan berbagi video (YouTube), sistem operasi mobile (Android) penyedia akses internet (Fiber), hingga ke proyek-proyek "Internet of Things", seperti Nest dan X Lab.

Dengan beragam pengembangan tersebut, tiap unit bisnis Google tak lagi bisa dikelola dalam satu payung. Bisnis-bisnis yang sudah mapan atau tengah menuju kemapanan seperti Search, Advertising, Maps, Apps, YouTube dan Android, tentu membutuhkan "kepala" yang tahu betul memelihara kemapanan tersebut.

Karena itu, Page dan Brinn menunjuk Kepala Divisi Produk Google Sundar Pichai sebagai CEO baru Google. Dalam keterangan resmi di blog Google, Page mengatakan bahwa Pichai adalah talenta yang dibutuhkan untuk memajukan Google.

"Saya merasa sangat beruntung memiliki Sundar untuk menjalankan bisnis Google yang kami persempit. Ini juga memberi kesempatan bagi saya dan Sergey untuk melanjutkan aspirasi-aspirasi kami dengan skala yang lebih besar (melalui Alphabet)," Page menjelaskan.

Intinya, Google membutuhkan perusahaan dan CEO baru untuk tetap berinovasi di dalam ceruk dan lahan yang sudah digariskan oleh pendiri Google. Sedangkan Alphabet dibutuhkan oleh proyek-proyek berskala besar (Calico, Nest, Fiber, X Lab, Ventures, dan Capital) untuk penanganan yang lebih fokus.

"Sebagai tambahan, dengan struktur baru ini kami akan mengimplementasikan segmen laporan kuartal empat. Di mana keuangan Google akan terpisah dengan Alphabet secara keseluruhan," kata Page.

2. Mempertahankan talenta-talenta Google sebelum dibajak perusahaan lain.

Tak mudah bekerja di Google. Terlebih untuk bersaing dan menduduki posisi strategis. Jika berhasil unjuk gigi, perusahaan teknologi lain akan pasang mata dan trik untuk membajak talenta tersebut.

Uber, SoftBank dan Dropbox adalah beberapa perusahaan yang telah mencomot beberapa petinggi Google. Padahal, kehebatan pegawai Google tak lepas dari hasil didikan raksasa teknologi ini selama bertahun-tahun.

Dengan bisnis baru, Google dan Alphabet harus mengkaji ulang struktur perusahaan. Bakal ada divisi-divisi yang ditambahkan dan pimpinan-pimpinan baru yang dibutuhkan.

Artinya, berbondong-bondong pegawai Google akan menjabati posisi-posisi menjanjikan. Perusahaan lain pun akan lebih susah merayu pegawai-pegawai Google kompeten untuk "berkhianat".

Halaman:
Sumber Mashable
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com