Perjalanan berawal dari Hotel Grand Hyatt di Kaliurang, menuju ke SMKN 2 di Jalan Moch Sangaji, melewati Jalan Mataram, Kantor Pos Yogyakarta, Pojok Benteng Kulon dan berhenti di Kota Gede. Kami
Tim KompasTekno ikut menjajal internet cepat itu menggunakan aplikasi Ookla Speedtest. Dari pengujian, kecepatan download dan upload bervariasi, dan paling kecil didapat ketika melakukan pengujian di dalam ruangan atau indoor.
Saat diuji di dalam kamar Hotel Grand Hyatt, kecepatan download hanya 5,97 Mbps dan upload 1,08 Mbps. Sedangkan di luar kamar hotel, tepatnya di bagian outdoor mendapat angka download tertinggi 20,19 Mbps dan upload 7,19 Mbps.
Berikutnya di SMKN2, Jalan Moch Sangaji, hal serupa terulang. Kecepatan download indoor hanya 2,79 Mbps dan upload 1,43 Mbps. Padahal ketika pengujian dilakukan di halaman depan sekolah tersebut kecepatan download bisa mencapai 22,96 Mbps dan upload 4,60 Mbps.
Kecepatan tertinggi dalam pengujian kami adalah di Pojok Benteng Kulon dengan download 35,83 Mbps dan upload 3,37 Mbps. Video streaming dari YouTube dengan resolusi 720p pun bisa dimainkan tanpa buffering sama sekali.
"Hasil speedtest memang akan beda-beda, karena speedtest itu cuma sekali di server tertentu. Misalnya ada yang dapat 46,5 Mbps pun itu cuma sekali-sekali," terang Head of Network Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo usai Uji Jaringan Smartfrrn 4G LTE Advanced di Yogyakarta, Rabu (26/8/2015).
Regional Network Optimisation Leader Smartfren, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, Slamet Hendro Susilo menambahkan, implementasi base transceiver station (BTS) 4G LTE di Yogyakarta saat ini baru 90 persen. Hal tersebut berpengaruh pada kinerja indoor yang masih belum sempurna.
Di SMKN 2 saja, sinyal 4G LTE indoor tidak maksimal karena baru satu BTS saja yang dinyalakan. Padahal sekolah tersebut mestinya didukung 3 BTS.
Sedangkan soal lemahnya kecepatan 4G di wilayah indoor lain, menurut Hendro karena frekuensi yang tertangkap adalah 850 MHz frequency division duplex (FDD). Frekuensi rendah ini memiliki coverage yang bisa menembus gedung, namun kecepatannya lebih lambat dibanding 2.300 MHz time division duplex (TDD).
"Jaringan kami di Yogyakarta memang baru 90 persen. Kalau segitu audah kuat dan kami pede untuk outdoor. Tapi butuh 100 persen supaya bisa coverage sampai indoor," pungkas Hendro.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.