4G LTE-A Smartfren Siap Pakai di Solo

SOLO, KOMPAS.com - Smartfren kembali menggelar uji jaringan untuk menunjukkan kesiapannya memberikan layanan 4G LTE Advanced. Setelah selesai dengan Semarang dan Yogyakarta, kali ini perjalanan mencicipi layanan internet cepat itu dilakukan di Solo.

Uji jaringan dilakukan di Solo pada Kamis (27/8/2015) merupakan tahap ketiga, atau yang terakhir. Kami memulai rute uji jaringan tersebut dari Hotel Novotel yang berokasi di jalan Gajah Mada, menuju Stasiun Solobalapan, SMAN 2, Stasiun Jebres, melintasi Jalan Kapt Mulyadi, Jalan Veteran dan berakhir di Rumah Batik Danar Hadi, Jalan Brigjen Katamso.

Tim KompasTekno ikut dalam uji jaringan itu dan menggunakan aplikasi Speedtest buatan Ookla. Kami menemukan kecepatan download tertinggi adalah 23,34 Mbps, sedangkan kecepatan upload 5,05 Mbps.

Menariknya, di beberapa tempat kami mengalami kecepatan upload yang lebih rendah dari nilai wajar. Misalnya, di sekitar Jalan Juanda, kami mendapat kecepatan download 23.34 Mbps namun kecepatan upload hanya 0,38 Mbps.

Kemudian di sekitar Jalan Kapt Mulyadi, kecepatan download 17,48 Mbps sedangkan upload hanya 0,09 Mbps. Tentunya angka itu tak berpengaruh pada konsumsi konten, video YouTube beresolusi 720p misalnya bisa tetap dimainkan tanpa kendala.

Tim KompasTekno hanya merasakan buffering sekitar 3-5 detik dan setelahnya video bisa berjalan lancar sampai selesai. Hanya saja terasa agak lambat ketika meng-upoad foto berukuran 1,4 MB ke Path, yaitu sekitar satu menit.

Yoga Hastyadi Widiartanto/KompasTekno Hasil speedtest pada jaringan Smarftren di Solo.

Head of Network Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo mengatakan, alokasi download memang diatur agar lebih besar dari upload. Kendati demikian ia mengakui bahwa kecepatan upload di bawah 2 Mbps tetap mesti dicek ulang karena tidak wajar.

"Sebenarnya ketika kita membuka web, upload hanya terjadi saat mengklik link saja selanjutnya akan di-download. Begitu juga ketika buka YouTube, upload hanya saat klik saja. Nah, alokasi frekuensi memang diprioritaskan pada download sehingga ada saja upload yang kecil," terangnya usai Uji Jaringan Smartfren 4G LTE Advance di Solo.

"Kenapa bisa ada yang di bawah 1 Mbps? Kami mesti cek dulu. Misalnya, bisa jadi saat menguji di lokasi itu ternyata jaringan hanya memberikan koneksi EVDO, yang artinya wajar saja. Tapi kalau sudah 4G masih di bawah itu, kami mesti cek ulang untuk mengetahui sebabnya. Kalau ada masalah akan kami segera perbaiki," imbuhnya.

Dia menambahkan, Solo merupakan kota  yang spesial bagi Smartfren karena di kota inilah mereka pertama kali menguji 4G LTE dan berhasil mendapatkan sertifikat layak operasi. Kala itu, anak usaha grup Sinarmas ini baru memiliki 50 base transceiver station (BTS).

Kini pembangunan BTS 4G Smartfren di Solo sudah mencapai 92 persen, kendati Munir enggan menyebutkan angka pastinya. Dengan selesainya uji jaringan itu dan menunjukkan kinerja internet lancar, Smartfren menyatakan 4G LTE Advance mereka sudah siap dinikmati secara komersil.