Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabut Asap Indonesia Disindir lewat "Meme" Tiup Lilin

Kompas.com - 16/09/2015, 15:29 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Sumber BBC.com
KOMPAS.com — Beberapa wilayah di kawasan Asia Tenggara kembali terkena dampak polusi udara hasil pembakaran lahan dan hutan kelapa sawit di Pulau Sumatera. Hal ini memicu komplain dari netizen negara tetangga.

Komplain itu tak serta-merta berbentuk amarah yang meluap-luap. Kebanyakan justru menyindir dengan nada satire berbau guyonan.

"Kabut ini akan mengubah sashimi jadi salmon asap," tulis penyiar radio Singapura, Joakim Gomez, pada akun Twitter personalnya, @JoakimGomez.

Tak hanya berbentuk kicauan, foto guyonan (meme) pun "membanjiri" beragam media sosial. Salah satu yang paling banyak dibagi di Facebook adalah meme "tiup lilin" bertajuk "fiery birthday celebration".

Meme tersebut menggambarkan tiga karakter yang diatribusikan dengan bendera negara Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Tokoh berkarakter Malaysia dan Singapura meminta  Indonesia meniup lilin di pucuk kue ulang tahunnya yang ke-70.

Karena tak kunjung ditiup, api lilin kemudian membesar. Hasilnya, tiupan yang terlambat tersebut membuat "kabut asap" yang menyelubungi tokoh berkarakter Malaysia dan Singapura. Hingga saat ini, belum jelas siapa pencipta meme tersebut.

Diketahui, kabut polusi tersebut sudah bertahun-tahun jadi isu perdebatan diplomatik antara Singapura dan Indonesia. Singapura mengatakan, kabut semata-mata berasal dari pembakaran hutan kelapa sawit di Sumatera. Sementara itu, Indonesia mengatakan bahwa setidaknya enam industri di Singapura turut berkontribusi pada kabut yang juga menyelimuti Sumatera.

Perdebatan tak berujung tersebut menggerakkan warga Singapura dan Indonesia untuk berbuat sesuatu daripada hanya menuntut dan mencerca.

Kartunis Indonesia, Dhanny Pramata, adalah salah satu netizen yang memelopori gerakan sosial lewat ranah maya dengan tagar #masihmelawanasap. Tujuannya ialah mengajak para netizen untuk berdiskusi dan sama-sama mencari solusi terbaik. Tagar tersebut sudah digunakan 1.300 kali di Instagram.

Di Singapura, seorang konsultan keuangan, Tan Yi Han, sudah memulai gerakan serupa sejak 2014. Ia membuat Facebook Page bertajuk "The People's Movement to Stop Haze" untuk saling berbagi informasi, edukasi, dan solusi.

Diplomasi formal dari negara serumpun, didukung gerakan akar rumput dari warga, diharapkan dapat segera menemukan titik tengah untuk persoalan tahunan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com