Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Tahu Hasil Riset Google soal Penggunaan “Smartphone” di Indonesia?

Kompas.com - 19/11/2015, 23:08 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis


KOMPAS.com
– Riset Google bersama TNS Australia mendapati, 50 persen pemilik smartphone di Indonesia menjadikan peranti itu sebagai peralatan telekomunikasi utama, termasuk untuk mengakses internet. Apa yang bisa menjadi peluang dan inspirasi dari hasil riset tersebut?

Angka penetrasi itu merupakan yang tertinggi di kawasan Asia. Namun, dari delapan negara yang menjadi lokasi riset tersebut pada Juni 2015, penetrasi smartphone di Indonesia secara persentase ada di posisi nomor dua paling rendah. Hanya India yang penetrasi perangkat mobile-nya lebih rendah daripada Indonesia. 

Meski begitu banyak orang memakai telepon genggam sebagai peralatan utama komunikasi, rata-rata jumlah aplikasi yang tertanam di dalamnya justru merupakan persentase terendah di Asia. 

Blog Google Hasil riset Google tentang penggunaan smartphone di Asia. Riset digelar pada Juni 2015 dan dipublikasikan pada November 2015.

Delapan negara yang menjadi lokasi riset tersebut adalah India, Indonesia, Jepang, Australia, Taiwan, Hongkong, Korea, dan Singapura. “Apa yang terjadi di India dan Indonesia sangat menarik,” kata Masao Kakihara, Senior Research Manager Market Insight Google Asia Pasific, dalam blog Google yang diunggah pada Senin (16/11/2015). 

Kedua negara ini, sebut Masao, punya penetrasi gadget paling rendah, demikian pula jumlah aplikasi yang dipasang. “Namun, smartphone sangat penting untuk aktivitas mereka sehari-hari,” kata dia. “Kalaupun mereka punya peranti telekomunikasi kedua—komputer pribadi maupun tablet—akses ke dunia maya tetap dilakukan lewat peranti berlayar lebih kecil,” ungkap Masao. 

Riset ini mendapati kawasan Asia sudah berkembang menjadi hub bagi bisnis aplikasi global. Namun, tantangan terbesar adalah menghasilkan inovasi baru untuk aplikasi. Karena, di pasar Asia, hanya tiga aplikasi yang laku, yaitu instant messaging—macam whatsapp atau line—, media  sosial, dan mesin pencari. 

Peta aplikasi 

Menjajaki perilaku 1.000 pengguna smartphone dari masing-masing negara, riset Google mendapati pemilik ponsel cerdas di Indonesia lagi-lagi punya perilaku 11-12 dengan India, tetapi juga dianggap satu kelompok dengan Australia. 

Blog Google Hasil riset Google tentang aplikasi yang paling banyak dibuka berdasarkan negara. Riset dilakukan pada Juni 2015.

Pengguna smartphone ketiga negara dikategorikan sebagai kelompok “social driven”. Dari tiga indikator utama pemakaian smartphone untuk menjelajah dunia maya, ketiga negara didominasi aktivitas media sosial di peringkat pertama dan chat di peringkat kedua. 

Di peringkat ketiga indikator, pengguna Indonesia didominasi aktivitas “gugling”. Adapun peringkat ketiga aktivitas internet di India adalah mencari hiburan, sementara Australia untuk mencari berita dan kabar cuaca. 

Sementara itu, Hongkong, Singapura, dan Hongkong, menurut riset ini masuk kategori “messaging driven”, dengan peringkat pertama dan kedua adalah untuk aktivitas bertukar pesan dan media sosial. Adapun Jepang dan Korea masuk kategori “news/search driven”. 

Meski begitu, Indonesia masih punya catatan “lumayan” untuk urusan belanja aplikasi berbayar. Dari delapan negara yang disurvei, Indonesia hanya kalah dari India soal kesukaan membeli aplikasi berbayar. Walaupun, Indonesia juga menjadi negara paling banyak mengunduh aplikasi gratisan

Blog Google Peta situs yang diunduh berdasarkan kategori berbayar atau tidak, menurut hasil riset Google dan TNS Australia pada Juni 2015

Fakta lain dari survei itu, situs yang paling laris dibuka di Indonesia adalah aplikasi belanja online, hiburan, dan travel. Data ini persis sama dengan hasil survei di India. Aplikasi keuangan hanya laris dibuka di Taiwan dan Korea, sementara situs restoran laku di Hongkong dan Taiwan. Khusus Singapura, hanya situs travel yang laku. 

Peluang

Dari hasil riset Google bersama TNS Australia tersebut, sejumlah peluang membentang. Peluang itu datang mulai dari bisnis aplikasi hingga segmen penggunaannya. Patut digarisbawahi adalah fakta bahwa begitu banyak orang Indonesia memakai telepon genggam sebagai peranti komunikasi utama. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com