Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apple, Samsung, dan Microsoft Dituduh Pekerjakan Bocah

Kompas.com - 20/01/2016, 09:33 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto

Penulis

Sumber TechCrunch
KOMPAS.com — Lembaga pegiat hak asasi manusia Amnesty International menemukan adanya praktik pekerja anak di sejumlah perusahaan teknologi dan otomotif. Beberapa di antaranya adalah Apple, Samsung, dan Microsoft.

Perusahaan-perusahaan yang disebutkan ini tidak terlibat langsung. Namun, hal itu dilakukan oleh penyuplai bahan baku pembuatan produk mereka.

Amnesty International bersama organisasi non-pemerintah, Afrewatch, menemukan masalah pekerja anak ini saat menyelidiki industri pertambangan kobalt di Republik Demokratik Kongo. Bahkan, ada pekerja anak yang berusia 7 tahun dan hanya dibayar sekitar 2 dollar per hari.

Negara Afrika ini memang merupakan sumber utama kobalt dan menyumbang hampir setengah pasokan kobalt di seluruh dunia.

Sebagaimana dilansir KompasTekno dari Techcrunch, Rabu (20/1/2016), kedua organisasi fokus menyelidiki Congo Dongfang Mining (CDM) serta Huayou Cobalt, yang merupakan anak usaha perusahaan tambang dari China dan Korea.

Perusahaan tersebut membeli kobalt dari pedagang yang beroperasi di wilayah rawan pekerja anak. Selanjutnya, kobalt dijual ke perusahaan pembuat komponen baterai yang menggunakannya untuk membuat baterai pesanan perusahaan teknologi dan otomotif.

Amnesty International menemukan ada 16 perusahaan multinasional yang terdaftar sebagai pelanggan Huayou Cobalt. Mereka telah mengontak tiap-tiap perusahaan dan mendapatkan jawaban berbeda-beda.

Samsung SDI misalnya, divisi yang berurusan dengan pembuatan baterai mengaku tidak pernah berhubungan dengan Huayou Cobalt atau DRM. Mereka juga mengaku selalu melakukan evaluasi tertulis dan tinjauan langsung mengenai berbagai masalah hak asasi manusia hingga kesehatan dan keselamatan pekerjanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber TechCrunch
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com