Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebocoran Go-Jek Memuncak, Rute Sehari-hari Pengguna Bisa Dilacak

Kompas.com - 20/01/2016, 16:03 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hingga Rabu (20/1/2016), berdasarkan pantauan KompasTekno, data pengguna aplikasi Go-Jek masih tetap bisa diintip akibat bug (celah keamanan) yang dimiliki aplikasi tersebut.

Data sensitif milik pelanggan dan pengemudi Go-Jek, seperti nama, alamat, nomor telepon, koordinat, dan tujuan, masih bisa diakses dari API endpoint yang dimiliki Go-Jek. (Baca: Programer Temukan "Kutu" Berbahaya di Aplikasi GoJek)

Kebocoran data ini makin memuncak karena disinyalir sudah banyak pihak yang bisa mengintip, bahkan menyedot seluruh data pengguna dan pengendara Go-Jek tersebut.

Menurut pengamat teknologi sekaligus Direktur Eksekutif ICT Watch, Donny Budi Utoyo, kebocoran data pada aplikasi Go-Jek sudah gawat dan tidak bisa ditoleransi lagi.

Pasalnya, menurut pria yang akrab disapa Donny BU itu, bukan hanya data pribadi pengguna yang bocor, melainkan juga perilaku atau behaviour mereka.

"Kalau Go-Jek masalahnya bukan hanya data pribadi, seperti nama, alamat, dan nomor telepon, melainkan juga siapa ke mana, lewat mana, dan beli apa," kata Donny melalui telepon kepada KompasTekno, Rabu (20/1/2016).

Dari data tersebut, menurut Donny, orang-orang yang tidak bertanggung jawab bisa memetakan (mapping) perilaku pelanggan Go-Jek dan bisa mengincarnya untuk tujuan-tujuan jahat.

"Itu sudah tidak bisa ditoleransi lagi karena bukan hanya data, behaviour juga kelihatan," ujar Donny.

Data pengguna tertinggi

Donny juga menggarisbawahi bahwa data pengguna seharusnya menjadi prioritas tertinggi dalam menjalankan bisnis online, dan tidak bisa diremehkan.

Ia menilai, Go-Jek harus berperan aktif dalam menyampaikan edukasi tentang privasi data, bukan hanya kepada pelanggan, melainkan juga kepada driver-driver-nya.

Di sisi lain, Donny juga meminta agar pemerintah segera mengesahkan peraturan menteri tentang perlindungan data privasi, atau mempercepatnya menjadi sebuah undang-undang, seperti yang telah dilakukan oleh negara-negara maju.

Dalam keterangan tertulis yang diterima KompasTekno, Selasa (12/1/2015) lalu, CEO Go-Jek Nadiem Makarim mengklaim, pihaknya telah membenahi dan menyelesaikan hampir semua bug di aplikasi Go-Jek, walau belum 100 persen sempurna. (Baca: Go-Jek Klaim Data Pengguna dan "Driver" Aman, Faktanya?)

"Keamanan data selalu menjadi prioritas utama kami. Demi keamanan dan kenyamanan para pelanggan, Go-Jek akan terus melakukan penyempurnaan terhadap sistem layanan kami," kata Nadiem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com