"Kami tidak akan blokir Netflix. Sementara ini kan belum ada aturan untuk itu. Akan tetapi, kalau nanti sudah ada dari pemerintah, ya kami akan comply," ujarnya saat ditemui KompasTekno di sela-sela acara media gathering di Jakarta, Rabu (3/2/2016).
"Dari FirstMedia juga tidak akan memblokir, kecuali kalau pemerintah sudah melarang," imbuh pria yang juga menjabat Director of Corporate Sales First Media itu.
Menurut Dicky, keberadaan Netflix justru berdampak positif bagi Bolt karena mampu mendorong peningkatan konsumsi data, apalagi jika konten yang ditayangkan memiliki resolusi high definition (HD).
Dia pun berharap, layanan asal Amerika Serikat itu bisa tetap ada di Indonesia dan benar-benar mengikuti aturan pemerintah dengan membentuk badan hukum tetap.
"Ada kenaikan traffic dari Netflix, lebih kurang 10 persen, meskipun sebenarnya paling banyak masih dari YouTube," ujarnya.
Konsumsi data pun otomatis meningkat jika mereka melakukan streaming video, baik melalui Netflix maupun YouTube.
Film beresolusi HD di Netflix dengan permintaan kecepatan 8 Mbps akan mengonsumsi data hingga hitungan GB per jam. Konsumsi data itu masih bisa membengkak bila pengguna memilih resolusi 4K yang meminta kecepatan 25 Mbps.
"Kalau dari YouTube biasanya di kisaran 700 MB saja," pungkasnya.
Tentunya, semakin tinggi tingkat konsumsi data, maka frekuensi pembelian paket data baru juga bisa saja meningkat.
Sekadar diketahui, Netflix baru masuk ke Indonesia awal Januari ini. Perdebatan sempat muncul karena adanya pemblokiran oleh salah satu operator Tanah Air. Alasan pemblokiran tersebut karena Netflix belum mengikuti aturan dari pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.