Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
INTERNET

Kalau Peralatan Sudah Bisa "Ngobrol", Apa yang Harus Disiapkan?

Kompas.com - 24/02/2016, 11:36 WIB
Reza Pahlevi

Penulis



KOMPAS.com – Penggunaan internet terus meluas dan beragam. Hari ini, orang tak hanya ngobrol dengan kerabat dan kolega memakai beragam fasilitas chatting lewat medium internet, tapi juga "percakapan" dengan sejumlah peralatan.

Sekarang dan pada masa mendatang, internet akan semakin menjadi medium komunikasi untuk menjalankan beragam peranti rumahan—mulai mobil, televisi, hingga mesin cuci—bahkan pengoperasian sistem transportasi dan logistik. Nah, terbayangkah, seberapa besar data yang berseliweran di dunia maya karenanya?

Semua perkembangan penggunaan internet tersebut kini dikenal dengan sebutan internet of things (IoT), yaitu kondisi ketika perangkat-perangkat keseharian bakal semakin terhubung melalui jejaring internet.

"Tren ini menjadi tantangan bagi kami untuk selalu berinovasi dalam dunia teknologi,” tutur Business Vice President Schneider Electric Indonesia, Astri R Dharmawan, Jumat (19/2/2016).

Berbicara dalam seminar “Peran Data Center di Tengah Tren Internet Of Things 2016”, Astri menjelaskan, IoT akan berhadapan dengan data berukuran besar yang tetap harus segera diproses dan dianalisis. Situasi tersebut memicu permintaan peningkatan kapasitas data center dari waktu ke waktu.

"Kemajuan teknologi saat ini (menjadikan) peran data center sangat penting. Seperti dalam perbankan dan penyedia layanan telekomunikasi," tutur Astri.

Big data

Bisa jadi, IoT memang baru di tataran konsep. Situasi pada saat ini belum sepenuhnya mewujudkan itu. Namun, bukan berarti IoT tak akan terjadi.

Semua itu sudah bisa dibuktikan dalam keseharian. Sebutlah, sekarang kunci mobil dan kunci rumah saja sudah bisa digantikan aplikasi ponsel, merupakan gambaran bahwa IoT sangat bisa segera menjadi nyata.

Dus, ketika peranti-peranti keseharian hingga operasionalisasi bisnis besar telah terhubung lewat jaringan internet, jumlah datanya akan melonjak secara eksponensial, bukan pertambahan atau bahkan perkalian.

"Kita menuju era data datang menyerbu dari segala penjuru, dari peralatan rumah tangga, beragam mesin, jalur kereta, pengiriman barang, juga perusahaan energi," tulis Howard Baldwin, pemerhati teknologi, di Forbes.

Baldwin mengatakan, sampai sekarang belum ada satu pun yang bisa memberikan solusi untuk mengeola data ketika IoT benar-benar mewujud. Namun, satu saja saran dia soal hal itu, "Mulai saja (menyiapkan infrastruktur pedukung) dari sekarang".

Salah satu kebutuhan infrastruktur untuk menyambut era IoT dan big data adalah data center. Kehadiran teknologi awan (cloud), memberikan napas segar soal lokasi dan perangkat keras penyimpanan data center. Tantangan berikutnya adalah bagaimana mengantisipasi gangguan di lokasi pusat penyimpanann data, mulai dari terputusnya jaringan listrik hingga telekomunikasi dari data center itu.

Edge computing

Enterprise Sales Director Schneider Electric Indonesia, Yana Achmad Haikal, mengatakan, butuh infrastruktur terpadu dengan sistem monitoring terpadu—seperti data center infrastructure management (DCIM)—untuk memastikan kinerja data center terjaga. Namun, imbuh dia, kemungkinan terjadinya sejumlah gangguan bila data center sepenuhnya terpusat memunculkan pula platform baru untuk IoT, yaitu edge computing.

Mempermudah penggambaran untuk IoT, data center, dan edge computing ini, bisa dipakai sistem pasokan air bersih di sebuah kota. Data center ibarat kolam utama pemasok air bersih kota itu. Perpindahan data ibarat perputaran air, yang sama-sama melewati jaringan distribusi. Nah, edge computing ibarat tangki air di rumah-rumah warga.

"Data center untuk mendukung platform edge computing ada tiga bentuk, (yaitu) perangkat gateway, micro-data center, dan regional data center," ujar Yana.

Menurut dia, dari ketiga bentuk tersebut, micro-data center (micro-DC) dianggap lebih baik. Selain lebih mudah beroperasi, kata Yana, micro-DC seperti SmartBunker IT Traditional, SmartBunker CX untuk perkantoran, SmartBunker FX, dan SmartShelter dari Schneider, juga mudah dikelola, aman, dan hemat biaya.

"Micro-DC cocok untuk beragam aplikasi yang membutuhkan latency—perpindahan data melalui jaringan internet—rendah dan bandwith—ukuran besaran data—yang besar," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kacamata Pintar Meta 'Ray-Ban' Sudah Bisa Dipakai Video Call WhatsApp

Kacamata Pintar Meta "Ray-Ban" Sudah Bisa Dipakai Video Call WhatsApp

Gadget
Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Tanggal Rilis Game terbaru Hoyoverse Bocor di App Store

Game
Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

Revisi UU Penyiaran, KPI Bisa Awasi Konten Netflix dan Layanan Sejenis

e-Business
Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Revisi UU Penyiaran Digodok, Platform Digital Akan Diawasi KPI

Internet
Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Arti Kata NT, Bahasa Gaul yang Sering Dipakai di Medsos dan Game

Internet
Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

Profil Lee Jae-Yong, Bos Besar Samsung yang Jadi Orang Terkaya di Korea Selatan

e-Business
Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite 2024 Resmi di Indonesia, Ini Harganya

Gadget
WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

WhatsApp Dituduh Bocorkan Informasi Warga Palestina ke Israel, Ini Faktanya

Internet
Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

Cara Mengaktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone

e-Business
Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan 'Sensa HD Haptics'

Razer Perkenalkan Kishi Ultra, Controller Game dengan "Sensa HD Haptics"

Gadget
10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

10 Cara Menghilangkan Iklan di HP Tanpa Aplikasi Tambahan, Mudah dan Praktis

Gadget
Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Rawan Rusak, Aksesori FineWoven iPhone dan Apple Watch Dihentikan?

Gadget
Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai  'Circle to Search' Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Fitur Penerjemah Kalimat Instan Pakai "Circle to Search" Sudah Bisa Dicoba di Indonesia

Software
Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

Triwulan I-2024, Transaksi Judi Online di Indonesia Tembus Rp 100 Triliun

e-Business
Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Polres Jakarta Selatan Tangkap Mantan Atlet E-sports Terkait Kasus Narkoba

Game
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com