Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilas Balik Geger “The Dress”, Jangan Sampai Tertipu Warna!

Kompas.com - 24/02/2016, 21:40 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com – Masih ingatkah Anda dengan perdebatan dan spekulasi warna gaun yang menggegerkan dunia maya satu tahun lalu dalam tagar #TheDress? Ya, fenomena itu menjadi viral setelah media online Buzzfeed meminta pendapat pembaca untuk menebak warna gaun yang diunggah pemilik akun “swiked” di Tumblr.


Saat itu, dunia internasional geger karena pendapat terbelah dua soal warna gaun tersebut, yaitu hitam-biru dan putih-emas. Setelah jajak pendapat, hasil akhir menunjukkan bahwa 72 persen responden melihat gaun itu berwarna putih dan emas. Responden selebihnya menyebut hitam dan biru.

Ternyata, pendapat mayoritas responden itu salah. Jawaban yang benar adalah biru dan hitam. Setelah ditelusuri banyak pengguna internet, gaun tersebut dijual di situs web Roman Originals. Lalu, apa yang membuat banyak mata salah mengenali warna gaun ini?

Tim analisis situs web Wired menjabarkan fakta ilmiah tentang kegegeran tersebut. Warna, seperti penjelasan dalam situs itu, berhubungan erat dengan mata dan otak manusia untuk mencernanya. Mereka juga memakai pendekatan biologi, yaitu proses manusia melihat benda untuk mendapatkan penjelasan ilmiah.

Tangkapan warna di retina

Dalam mekanisme penglihatan, mata manusia membutuhkan cahaya untuk menangkap warna yang diteruskan ke otak agar bisa mencernanya. Lalu, otak akan menerjemahkan warna berdasarkan panjang gelombang cahaya.

Namun, kemampuan individu untuk menangkap warna benda tak selalu sama. Terlebih lagi, gaun itu bukan dilihat secara fisik melainkan melalui media tayang?smartphone, personal computer (PC), atau televisi?yang berbeda-beda. Melalui medium perantara digital, warna tangkapan retina juga ditentukan oleh kemampuan media tayang mereproduksi warna.

Media digital pada umumnya menggunakan spektrum warna dasar digital merah, hijau, dan biru (RGB). Chart spektrum warna menunjukkan bahwa kurva biru memiliki gelombang warna lebih pendek dibanding hijau dan merah, sehingga kemampuan retina menangkap warna merah dan hijau lebih mudah dibanding melihat biru. Nah, inilah yang menjadi alasan mengapa banyak orang tak selalu bisa menangkap gelombang kurva warna biru.

Arsip kawankumagz.com Spektrum warna dasar digital

Untuk menampilkan warna sesuai aslinya, media tayang digital turut mengembangkan teknologi resolusi dan kekayaan warna  dalam perantinya. Televisi digital, misalnya, sejak awal diluncurkan sudah mengalami beberapa kali pengembangan.

Dulu, televisi digital hanya membenamkan tiga warna dasar RGB untuk mereproduksi warna. Lalu, sejalan dengan perkembangan teknologi, warna dasar digital di televisi juga berkembang hingga mampu mereproduksi jutaan warna.

Televisi Viera dari Panasonic, misalnya, bahkan punya teknologi hexa chroma drive memakai enam warna dasar—merah, hijau, biru, cyan, magenta, dan kuning—untuk meracik tampilan warna semendekati aslinya. Tampilan yang dihasilkan pun semakin alami.

Perbedaan media tayang bisa saja membuat warna baju presenter dalam tayangan berita pagi tadi terlihat berbeda dengan aslinya. Bahkan, bila Anda meminta pendapat pada orang lain, kasus #TheDress dapat terulang lagi. Karena itu, jangan salah memilih media tayang digital kalau tak mau tertipu warna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com