Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkenalan dengan Tukang Gambar Google Doodle

Kompas.com - 28/05/2016, 19:28 WIB


Doodle tak sekadar menarik bagi pengunjung Google, menurut pakar branding Karen Post dari Tampa, Florida. Itu langkah “brilian” bagi perusahaan, kata perempuan itu.

Google doodle pertama muncul pada musim panas 1998 ketika pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin, mencari cara asyik untuk memberi tahu orang bahwa mereka sedang tidak di kantor ketika mereka pergi ke festival Burning Man (festival seni tahunan di Amerika Serikat -red.).

Mereka menaruh gambar orang-orangan yang merupakan simbol festival itu di balik huruf “o” ke dua di logo Google.

Aset pencitraan bagi teknologi

“Apa yang berawal sebagai pemberitahuan berubah menjadi aset ciri khas merk,” kata Post.

“Hal itu memungkinkan Google mengubah cara mereka mempertahankan mereknya di mata publik,” imbuhnya.

Doodle dan Google melakukannya tanpa terkesan murahan, kata Asher Feldman, pakar pemasaran digital dan peneliti media sosial.

“Apalagi hari ini, ketika setiap orang atau perusahaan berupaya ikut serta dalam 'percakapan' dengan berbagai cara, Google Doodle bertahan sebagai cara efektif mencapai itu."

“Saya pikir banyak perusahaan mati-matian berusaha, dan gagal, untuk ikut serta dalam tagar atau tren terbaru di media sosial.”

Germick mengaku tak punya doodle favorit, tapi “sangat menarik melihat karya-karya yang memaksimalkan teknologi”. Contohnya, memberi pengguna kesempatan memainkan gitar virtual untuk menghormati ulang tahun ke-96 gitaris Les Paul atau membuat musik sendiri dengan synthetizer Robert Moog kemudian membagikannya kepada kawan-kawan.

Plus, ia suka melihat kekuatan web membawa doodle interaktif lebih jauh. “Anda dapat merasakan apa yang pasti dirasakan Robert Moog: 'saya membuat alat ini dan orang dapat menggunakannya dengan kreatif',” ujarnya.

Beberapa doodle membuat pernyataan – seperti yang Germick bantu ciptakan untuk Olimpiade musim dingin 2014 di Sochi, ketika kontroversi meliputi acara itu karena aturan anti-homoseksual negara tuan rumah, Rusia. “Ini juga tentang membuat doodle yang terasa seperti hal benar untuk dilakukan,” ia bilang.

Doodle Sochi menampilkan warna pelangi pada gambar atlet dan kutipan piagam Olympiade tentang larangan diskriminasi terhadap atlet. “Kami dapat merayakan olah raga dan semuanya berkumpul untuk Olimpiade tapi juga mendukung para atlet LGBTQ,” kata Germick.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com