Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Royalti Terlalu Tinggi, Qualcomm Dituntut Rp 11 Triliun

Kompas.com - 18/07/2016, 09:17 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

KOMPAS.com - Produsen chipset Qualcomm menghadapi tuntutan 1 triliun won (sekitar Rp 11 triliun) di Korea Selatan karena dianggap menarik biaya lisensi chipset smartphone terlalu tinggi.

Langkah Qualcomm itu dianggap melanggar regulasi anti-trust dari Fair Trade Commission (FTC) Korea Selatan.

Dikutip KompasTekno dari The Korean Times, Senin (18/7/2016), pejabat FTC mengatakan bahwa Qualcomm meminta biaya lisensi ke pabrikan-pabrikan ponsel Korea dengan biaya yang kelewat tinggi. Hal itu dianggap melanggar prinsip persaingan sehat.

"Qualcomm mengoleksi biaya royalti dari pabrikan ponsel berdasar pada tarif tertentu yang diambil dari harga jual ponsel," kata sumber tersebut.

"Qualcomm seharusnya mencari royalti berdasar masing-masing chipset-nya," imbuhnya.

Ternyata, selama ini, selain mengambil lisensi dari hak paten, Qualcomm diduga menghitung biaya royalti berdasar pada harga jual ponsel-ponselnya itu sendiri.

Penyelidikan terhadap praktik Qualcomm dalam mengambil biaya royalti dari vendor-vendor ponsel Korea ini sudah berjalan sekitar 17 bulan. Hasil keputusan FTC Korea Selatan akan diumumkan pada 20 Juli mendatang.

FTC Korea Selatan menduga Qualcomm telah mendapatkan pemasukan sebesar sekitar Rp 11 triliun dari vendor-vendor Korea seperti Samsung dan LG setiap tahunnya.

Jika Qualcomm dinyatakan bersalah, maka denda Rp 11 triliun itu akan menjadi denda terbesar yang pernah dikeluarkan oleh FTC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com