Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NSA Diretas, Snowden Tunjuk Rusia sebagai Dalang

Kompas.com - 18/08/2016, 16:40 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

Sumber TechCrunch

KOMPAS.com - Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat alias NSA diretas pada awal Agustus ini oleh kelompok yang menamai diri sebagai "Shadow Brokers". Tepatnya, Shadow Brokers meretas divisi turunan NSA bertajuk "Equation Group".

Equation Group selama ini bekerja layaknya peretas, namun untuk kebutuhan investigasi NSA. Mereka pun dikatakan membuat malware khusus untuk menyerang target tertentu.

Nah, senjata maya alias cyber weapons milik Equation Group tersebut berhasil dicuri Shadow Brokers. Ada senjata yang dibeberkan secara gratis di ranah maya, ada pula yang dilelang dengan bukaan awal 1 juta dollar AS atau setara Rp 13 miliar.

Dokumen yang disebar cuma-cuma memperlihatkan program bertahap yang dirancang untuk menyuntikkan malware NSA ke berbagai server.

Techcrunch Senjata maya NSA yang dicuri Shadow Brokers.

Rusia dalangnya?

Kebocoran cyber weapons ini menjadi perhatian utama negara Adikuasa pada pekan lalu. NSA bergerak cepat dan berhasil menutup akses publik yang diumbar Shadow Brokers.

Meski demikian, senjata inti NSA yang dilelang masih terus berlanjut. Belum jelas siapa yang bakal berhasil membeli akses maya paling rahasia tersebut.

Di tengah kepanikan AS, pembocor ulung Edward Snowden berbisik melalui rentetan kicauan di Twitter. Snowden mengisyaratkan bahwa Rusia adalah dalang di balik Shadow Brokers.

Menurut Snowden, pencurian senjata maya NSA merupakan sinyal bahwa Rusia ingin mengintervensi Pemilihan Presiden AS pada November mendatang.

Sebelumnya, dua firma keamanan mengatakan ada bukti kuat bahwa kelompok penggalangan dana Partai Demokrat berafiliasi dengan tim peretas Rusia. FBI masih terus menginvestigasi dugaan tersebut.

Ada hubungannya dengan Partai Demokrat?

Sementara itu, Hillary Clinton yang merupakan kandidat presiden dari Partai Demokrat membantah keterkaitan kelompoknya dengan Rusia.

Menurut dia, Rusia sengaja meretas jaringan internet Partai Demokrat untuk memengaruhi pemilu mendatang sehingga menguntungkan kandidat dari Partai Republik, Donald Trump.

Presiden AS Barrack Obama menolak untuk berspekulasi soal isu ini. "Semuanya mungkin," ujar pimpinan yang sebentar lagi lengser.

Kesimpulan dari serial kicauan Snowden mengingatkan AS bahwa serangan maya akan digencarkan selama proses pemilu.

Snowden sendiri sebelumnya bekerja untuk NSA. Ia kemudian diasingkan dari AS karena membeberkan dokumen rahasia terkait kegiatan intelijen.

Sejak 2013 lalu, Snowden terasing ke Rusia. Ia pun disebut-sebut sebagai pengkhianat yang berbalik arah mendukung Rusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber TechCrunch
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com