Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mapan di Singapura, Jay dan Dimas Pilih Bikin "Startup" di Indonesia

Kompas.com - 30/08/2016, 15:01 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kerja mapan dengan gaji tinggi di Singapura bukan tujuan hidup Jay Jayawijayaningtiyas dan Made Dimas Astra Wijaya. Dua sahabat yang sempat tinggal serumah di Negeri Singa itu memilih pulang ke Tanah Air dan mendirikan startup jasa rumah tangga "Ahlijasa".

Jay adalah lulusan Nanyang Technology University (NTU), sementara Dimas merupakan alumi National University of Singapore (NUS). Menyandang titel sebagai lulusan dua universitas ternama di Singapura, Jay dan Dimas pun diterima kerja di industri perbankan yang dipandang bergengsi di negeri tetangga.

Keduanya memegang posisi strategis di tempat kerja masing-masing. Dimas bahkan sempat menjabat Assistant Vice President di FX Trading Technology Team of Merrill Lynch di Singapura. Lantas, apa yang mendorong mereka menanggalkan kemapanan itu?

"Di Singapura kami cuma memperkaya diri sendiri, nggak ada hasilnya untuk banyak orang. Rasanya kosong," kata Jay saat ditemui KompasTekno beberapa saat lalu di Conclave, Jakarta.

Dimas sepakat dengan rekan rantaunya itu. Bekerja di perusahaan membuatnya merasa seperti mesin yang tiap hari melakukan hal sama.

"Kalau ada masalah, saya nggak bisa apa-apa kecuali stres di kantor. Akhirnya pekerjaan nggak maksimal, masalah juga nggak selesai," ia menuturkan.

Pada satu titik, Dimas pun merasa sudah waktunya melakukan hal yang lebih menantang dan berdampak bagi orang banyak. Menurut dia, menjadi entrepreneur memang tak menjanjikan penghasilan tetap. Namun setidaknya ia bisa mengontrol hidupnya secara utuh.

"Di Ahlijasa, kalau hari ini ada yang mau kencan atau pergi sama keluarga silakan saja. Nggak perlu minta izin, asalkan pekerjaan beres. Kami lebih fleksibel bekerja tapi justru lebih efektif," ia menjelaskan.

Pilihan banting stir dari kerja korporat ke usaha rintisan digital diakui Dimas penuh lika-liku. Pria yang mendirikan Ahlijasa sekaligus menjabat CTO itu sempat diusir dari rumah karena keluarga tak senang dengan jalur yang ia ambil.

"Value membangun startup susah saya jelaskan. Ayah, ibu, dan saudara saya semua orang perbankan," ia mengimbuhkan.

Kesulitan restu keluarga juga dirasakan Jay, meski kasusnya tak seekstrim Dimas. Jay tumbuh di keluarga pegawai negeri di mana pemikiran yang terbentuk soal kesuksesan adalah gaji tetap dan tunjangan hari tua.

Tapi Jay berhasil meyakinkan keluarga bahwa ia mampu bertanggung jawab atas pilihannya. Keluarga Jay pun pelan-pelan luluh dan percaya pada jalan yanh ditempuh sang anak lelaki.

"Ini waktunya kami ambil risiko, selama masih muda. Tentu saja risikonya juga sudah dipikirkan secara matang," kata sang CEO.

Kenapa pilih jasa rumah tangga?

Ahlijasa sejatinya adalah layanan on-demand untuk jasa rumah tangga yang terstandardisasi. Beberapa kebutuhan yang telah terakomodir di aplikasi dan sitis Ahlijasa adalah laundry, servis AC, dan jasa pembersih rumah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com