Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Twitter Ditentukan Tiga Minggu Lagi?

Kompas.com - 06/10/2016, 08:40 WIB
Fatimah Kartini Bohang

Penulis

KOMPAS.com - 27 Oktober 2016 agaknya bakal jadi tanggal penentuan bagi Twitter. Menurut sumber dalam, perusahaan mikroblog tersebut akan memutuskan apakah bersedia "dipinang" perusahaan lain atau tidak.

Jika informasi itu benar, Twitter cuma punya sisa waktu sekitar 20 hari atau tiga minggu lagi untuk mempertimbangkan semua peluang dan risiko. Waktu tersebut terkesan singkat, mengingat kabar akuisisi Twitter baru tercium pada akhir September lalu.

Sumber dalam menyebut CEO Jack Dorsey terus didesak oleh pemegang saham dan para karyawan dengan pertanyaan soal masa depan perusahaan, sebagaimana dilaporkan BusinessInsider dan dihimpun KompasTekno, Kamis (6/10/2016).

Kabar akuisisi Twitter sendiri mulai ramai gara-gara omongan co-founder sekaligus anggota direksi Twitter, Evan Williams, sekitar dua pekan lalu. Ia mengatakan Twitter mempertimbangkan opsi terbaik menyusul minat akuisisi dari perusahaan luar.

Adapun daftar perusahaan yang disebut-sebut ingin mengawini Twitter adalah Google Alphabet, Walt Disney, dan Salesforce. Hingga kini semua pihak yang konfirmasinya dibutuhkan masih memilih tutup mulut.

Baca: Mickey Mouse Mau Caplok Twitter?

Pengamat melihat masing-masing perusahaan yang tertarik dengan Twitter punya potensi untuk mengembangkan perusahaan berlogo burung. Jika Twitter memilih Salesforce, fokusnya bisa jadi terarah ke pemanfaatan database Twitter untuk intelejen bisnis.

Kalau pilihan jatuh ke Google, dimensi pemberitaan dan aktivitas sosial milik Twitter bisa dikembangkan lebih jauh untuk mencapai win-win solution. Terakhir, bersama Disney, Twitter bisa memperluas cakupan layanan untuk program berbau olahraga dan hiburan.

Twitter menjadi perusahaan terbuka lewat lelang saham alias IPO pada November 2013. Kala itu, harga saham per lembar Twitter naik dari 24 dollar AS (Rp 310.000-an) menjadi 74 dollar AS (Rp 960.000-an) cuma dalam sebulan pasca IPO.

Namun, itu merupakan titik harga saham tertinggi Twitter. Setelahnya, harga sahamnya terus menurun hingga kini tinggal 26 dollar AS (Rp 360.000-an) per lembar.

Jika bersedia diakuisisi, analis menaksir nilai Twitter berkisar 18 miliar dollar AS (Rp 235 triliun) hingga 30 miliar dollar AS (Rp 392 triliun).

Twitter sendiri sudah bertahun-tahun berjuang untuk memonetisasi layanannya, namun hasilnya belum bisa dituai. Basis pengguna aktif bulanannya saja kini cuma 313 juta atau hanya tumbuh 3 persen dari tahun ke tahun.

Hal ini membuat investor geram dan bahkan menuntut Twitter ke meja hijau. Tak cukup sampai di situ, Twitter juga merugi sebesar 107 juta dollar AS atau setara Rp 1,3 triliun pada tahun ini.

Baca: Obral Janji Twitter Berbuah Tuntutan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com