KOMPAS.com - Akhir Oktober lalu, Twitter mengumumkan rencana untuk menutup Vine dalam rangka efisiensi perusahaan dan penghematan ongkos.
Namun kini beredar kabar bahwa layanan video enam detik itu urung dilenyapkan begitu saja, melainkan bakal dijual.
Informasi yang dihimpun KompasTekno dari TechCrunch, Selasa (8/11/2016) menyebutkan bahwa Twitter selaku empunya Vine telah menerima tawaran dari berbagai pihak.
Baca: Ditutup Twitter, Vine Malah Ditawar Situs Porno
Salah satu peminat Vine disinyalir adalah Line, perusahan pesan instan yang berbasis di Jepang. Ketertarikan sejumlah pihak untuk membeli Vine disinyalir muncul karena banyaknya jumlah komplain yang muncul di media sosial, menyusul pengumuman bakal ditutupnya layanan video tersebut.
Twitter diperkirakan tak bakal memperoleh banyak dana segar dari penjualan Vine. Beberapa peminat dilaporkan mengajukan tawaran dengan nilai di bawah 10 juta dollar AS.
Angka tersebut lebih kurang sebanding dengan ongkos operasional yang mesti dikeluarkan Twitter tiap bulan untuk menyokong pegawai dan infrastruktur Vine.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa Twitter kini telah mempersempit jumlah calon peminang Vine dari 10 perusahaan menjadi 5 perusahaan. Persisnya siapa saja mereka masih belum diketahui.
Kalau jadi dijual, Vine bisa mempertahankan arsip video penggunanya dan berusaha melakukan inovasi setelah stagnan selama bertahun-tahun.
Meski begitu, pemilik barunya bakal menghadapi sejumlah tantangan seperti jumlah pengguna yang terus merosot dan monetisasi yang belum jelas. Inilah alasan mengapa Twitter ingin menutup atau menjual Vine.
Baca: Vine Ditutup Twitter, Pendirinya Bikin Pesaing Periscope
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.