Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Singapura Membangun Ekosistem "Startup"

Kompas.com - 16/02/2017, 07:48 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Berbeda dari Indonesia, Singapura merupakan negara dengan luas wilayah yang kecil dan penduduk yang tidak terlalu banyak. Namun hal ini tak menghalangi ekosistem perusahaan rintisan (startup) digital untuk berkembang.

Bahkan, pemerintah Singapura memberikan dukungan penuh dan serius dalam mengembangkan ekosistem startup digital di negaranya. Apa bentuk dukungannya?

Singapura dengan penduduk 5,6 juta jiwa, menurut survei yang dilakukan oleh Compass dan SGInnovate di tahun 2015, berada di peringkat sepuluh dunia dalam hal ranking ekosistem startup. Dengan ekonomi yang tergolong stabil dan lingkungan bisnis yang ramah, Singapura menjadi rumah bagi sekitar 2.000 startup teknologi aktif.

Hal ini ditunjang dengan lokasi geografis dan hubungan bisnis yang erat dengan pasar-pasar di wilayah Asia Tenggara, menjadikannya launchpad startup yang menarik di kawasan tersebut.

"Hampir separuh dari target konsumen startup-startup yang berbasis di Singapura itu berada di luar negeri," kata Monica Tsai, Senior Director Investment and Operations Innov8, saat menerima kunjungan finalis The NextDev Telkomsel di Singapura, Selasa (14/2/2017).

"Pemerintah Singapura memegang peranan yang penting di sini," imbuhnya.

Reska Nistanto/Kompas.com Monica Tsai, Senior Director Investment and Operations Innov8, saat menerima kunjungan finalis The NextDev Telkomsel di Singapura, Selasa (14/2/2017).

Demi mengembangkan ekosistem startup digital, pemerintah Singapura membangun empat kluster startup teknologi di Singapura.

Keempatnya adalah The Hangar di kawasan kampus national University Singapore (NUS), Impact Hub yang merupakan co-working space di Bugis tempat berkumpulnya komunitas startup, Working Capitol yang juga merupakan co-working space di Tanjong Pagar, dan yang terbesar adalah JTC Launchpad yang berada di kawasan industri Ayer Rajah (One-North).

JTC Launchpad

Di kawasan ini, terdapat lingkungan yang diberi nama Launchpad @ One-North yang di dalamnya terdapat gedung blok 71 (BLK 71) yang didirikan oleh Innov8, anak usaha Singtel yang bergerak di bidang venture capital, bersamaan dengan NUS dan Media Development Authority (MDA) Singapura pada 2011 lalu.

BLK 71 kini menjadi bagian dari 7 blok lain dalam Launchpad @ One-North yang dihuni oleh lebih dari 750 startup teknologi.

"Area ini tidak akan ada tanpa dukungan pemerintah, awalnya area ini adalah bangunan pabrik yang ditinggalkan dan akan diruntuhkan oleh pemerintah," cerita Monica.

Innov8 sendiri yang turut membidani BLK 71, didirikan oleh Singtel pada 2010 lalu untuk membantu operator Singapura itu membidik potensi dari iklim startup, selain menyasar target pasar baru bagi perusahaan.

Innov8 semenjak berdiri, menurut Monica, telah menggelontorkan dana investasi hingga 250 juta dollar AS selama lima tahun kepada 62 startup, utamanya adalah pendanaan antara seri A hingga seri C.

Untuk membuka peluang bisnis bagi startup dan investor, Innov8 rajin menggelar ajang tahunan Innov8 Sparks yang bertujuan untuk menjembatani antara keduanya.

"Kadang startup atau investor yang ingin masuk ke Singapura tidak tahu bagaimana konsumer di sini, kami membantu mereka mengenalkan dengan pasarnya dan membantu mengakselerasi," kata Monica.

Beberapa startup sukses hasil binaan Innov8 antara lain adalah e-commerce Shopback dan aplikasi jual-beli mobil bekas, Carro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com