Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari YouTube, Montir asal Kamboja Rakit Pesawat dari Barang Bekas

Kompas.com - 08/06/2017, 11:10 WIB

KOMPAS.com - Setiap malam selama tiga tahun, Paen Long begadang setelah istrinya tidur. Montir bengkel itu menghabiskan waktu berjam-jam menonton video-video di YouTube.

Yang ditontonnya bukanlah video viral atau video musik seperti yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Long, yang tinggal di pinggir jalan tol di tenggara Kamboja itu, punya satu obsesi, yakni pesawat terbang.

"Awalnya, saya mengetik 'jet'," katanya seperti dilansir BBC dan dikutip KompasTekno, Kamis (8/7/2017).

Dari sana, dia menemukan video-video YouTube yang memperlihatkan pesawat lepas landas dan mendarat, simulasi penerbangan, dan tur virtual ke pabrik-pabrik yang membuat pesawat.

Long adalah satu dari enam anak seorang petani dan tumbuh besar pada masa Kamboja tengah berusaha memulihkan diri dari kehancuran yang disebabkan oleh Khmer Merah dan sama sekali belum pernah menaiki pesawat.

Setelah melihat helikopter saat dia berusia enam tahun, keinginan untuk terbang mengisi pikirannya selama berpuluh-puluh tahun. "Saya selalu bermimpi soal pesawat setiap malam. Saya selalu ingin memiliki pesawat saya sendiri," katanya.

Dari barang bekas

Awalnya keinginan itu hanya sekadar mimpi. Long keluar dari sekolah dan berlatih menjadi montir, salah satu pekerjaan yang meskipun tidak berhubungan dengan pertanian namun tersedia bagi pemuda tanpa ijazah SMA di Provinsi Svay Rieng.

Dan akhir tahun lalu, obsesinya terhadap pesawat semakin kuat. Long, yang kini berusia 30 tahun dan mengelola bengkelnya sendiri di Provinsi Prey Veng, memutuskan uangnya sudah cukup demi mewujudkan fantasi masa kecilnya.

"Saya mulai merakit pesawat sembunyi-sembunyi," katanya. "Saya takut orang akan menertawai saya, jadi kadang-kadang saya bekerja pada malam hari."

Dia merasa helikopter akan lebih rumit dibuat daripada pesawat, maka Long pun merancang pesawat dengan model pesawat yang digunakan Jepang pada Perang Dunia II. Pesawat satu kursi itu memiliki bentangan sayap 5,5 meter, dan Long butuh waktu hampir setahun untuk merakitnya dari awal menggunakan barang bekas atau daur ulang.

BBC Kokpit pesawat rakitan Paen Long terbuat dari dasbor mobil.
Tempat duduk pilot dibuat dari sebuah bangku plastik yang kakinya dipotong, panel kontrolnya adalah dasbor mobil, dan badan pesawat dari kontainer gas lama.

Terbang 50 meter

Hasil akhirnya dibuktikan pada 8 Maret. Sesaat sebelum pukul 15.00, Long mulai menyalakan mesin pesawatnya. Tiga orang membantu mendorong pesawat itu ke "landasan", sebuah jalan tanah di dekat situ yang tembus ke jalan arteri utama ke sawah.

Menurut penduduk desa, sekitar 200 sampai 300 orang (Long mengklaim bahwa ada sekitar 2.000 orang) datang untuk menonton aksi si aviator lokal tersebut.

Dia memasang helm motor, satu-satunya pengaman yang digunakannya, dan duduk di dalam kokpit. Pesawat menambah kecepatan saat akan lepas landas dan sesaat mengambang di udara. Long mengatakan dia mencapai ketinggian 50 meter dan kemudian jatuh ke tanah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com