Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari YouTube, Montir asal Kamboja Rakit Pesawat dari Barang Bekas

Kompas.com - 08/06/2017, 11:10 WIB


Suara tawa pun menyambut kejatuhannya ke Bumi. "Saya berdiri di sana dan air mata mengalir. Saya merasa emosional, karena saya tidak bisa menanggung apa yang mereka semua katakan pada saya," katanya, menyalahkan kegagalan tersebut pada beban 500 kg pesawat.

Kemunduran itu mendorongnya untuk sukses, dan dia kemudian mengalihkan perhatiannya pada proyek baru. Kini dia membangun pesawat laut - juga dari bahan materi daur ulang - yang diyakininya cukup ringan untuk melayang ke angkasa.

Meski posisi desanya, di Prey Chhor, terletak 200 km dari lautan - namun setelah pesawat selesai dibangun, Long berencana untuk memindahkan prototipe itu ke Svay Rieng menggunakan truk dan menerbangkannya dari Sungai Waiko.

Dia memperkirakan bahwa model awal pesawat itu membutuhkan dana 10.000 dollar AS atau sekitar Rp 130 juta lebih untuk membangunnya.

Sampai sekarang dia sudah menghabiskan 3.000 dollar AS atau hampir Rp 40 juta untuk pesawat laut - bukan jumlah yang sedikit di negara di mana upah minimum adalah 153 dollar AS per bulan atau sekitar Rp 2 juta, dan sekitar 13,5 persen penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.

Belum lagi, Long bisa membawa keluarganya berlibur ke luar negeri dengan mewah untuk uang sejumlah itu, namun bagi Long ini bukan hanya soal terbang. Ini soal membuat mungkin apa yang tidak mungkin.

"Saya tidak pernah terpikir menghabiskan uang untuk hal-hal lain," katanya. "Saya tidak pernah menyesalkan menghabiskan uang itu."

Selain orang-orang yang mencemoohnya, banyak insan di kawasan tersebut yang kagum dengan tetangga mereka yang eksentrik. "Saya belum pernah bertemu seseorang dengan ide seperti ini," kata Sin Sopheap, seorang penjual toko berusia 44 tahun.

"Buat saya ini tidak biasa," kata Man Phary, 29, yang mengelola restoran pinggir jalan dekat rumah Long, "karena bagi orang Kamboja, tidak ada orang (lain) yang akan melakukannya."

Khawatir keamanan

Istri Long, Hing Muoyheng, seorang penjual onderdil mobil berusia 29 tahun, mengatakan dia khawatir akan keamanan suaminya, apalagi karena mereka memiliki dua anak laki-laki yang masih mudah, namun dia tetap mendukung suaminya.

BBC Paen Long dengan pesawat rakitannya.
"Saya tidak tahu cara kerja pesawat dan tak punya keahlian apa pun untuk membantunya," katanya mengungkapkan kekhawatiran.

"Saya coba bertanya padanya beberapa kali karena saya takut, tapi dia bilang dia tidak akan mengalami bahaya apapun, jadi saya ikut saja rencananya."

Meski Long berharap untuk mengurangi risiko terhadap dirinya dan orang lain dengan menguji pesawatnya Juli nanti di atas air, namun dia sadar bahwa pesawat buatannya ini punya banyak variabel lain, banyak yang di luar kendalinya.

"Bahaya bukanlah sesuatu yang bisa kita prediksi," katanya.

Baca: Pendiri Microsoft Bikin Pesawat Terbesar di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com