Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi Line Lawan WhatsApp dan BlackBerry Messenger

Kompas.com - 17/06/2017, 14:10 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Penyedia layanan pesan instan Line baru saja mengumumkan sejumlah layanan barunya, seperti streaming Line TV dan Line Live. Namun, kedua layanan ini nampaknya tidak akan tersedia di Indonesia dalam waktu dekat. Line baru merilisnya untuk pasar Thailand dan Taiwan.

Begitu juga sebaliknya. Di Indonesia, Line memiliki fitur pencari pekerjaan Line Jobs, namun fitur ini tidak tersedia di tiga negara pengguna besar Line di Asia, yakni Jepang, Thailand dan Taiwan.

Adanya perbedaan-perbedaan layanan dan fitur ini ternyata memang menjadi strategi Line dalam bersaing dengan penyedia layanan pesan instan lain, seperti WhatsApp, Facebook Messenger, dan BlackBerry Messenger (BBM). Line menyebutnya dengan strategi lokalisasi. Layanan Line disesuaikan dengan kondisi lokal pasar mereka berada.

"Dalam hal strategi, kami melakukan lokalisasi di setiap pasar, kami akan menyesuaikan dengan budaya setempat agar pasar kami lebih baik di masing-masing negara," ujar CEO Line, Takeshi Idezawa, dalam sesi wawancara dengan sejumlah perwakilan media Asia, termasuk jurnalis KompasTekno, Reska K. Nistanto, di Tokyo, Jumat (16/6/2017).

Pendekatan itu dikatakan oleh Idezawa, berbeda dengan pendekatan yang dilakukan oleh perusahaan penyedia layanan pesan instan dari Silicon Valley. Yang dimaksud Idezawa dalam hal ini adalah WhatsApp dan Facebook Messenger.

"Mereka (perusahaan berbasis di Silicon Valley) menggunakan model bisnis yang sama di seluruh negara, pendekatan kami berbeda, yakni memberi value yang berbeda untuk masing-masing negara," tutur Idezawa.

Baca: Pengguna Line Bakal Bisa Bikin Stiker Sendiri

Pendekatan "lokalisasi" ini dikatakan Idezawa bukan hanya soal strategi bisnis saja, melainkan juga budaya. Idezawa mengatakan Line tidak memaksakan budaya Jepang ke kantor-kantor di masing-masing negara. Alasannya, Line paham masing-masing negara memiliki ciri tersendiri.

Selain Line Jobs yang disebut di atas, lokalisasi layanan yang dilakukan Line di Indonesia antara lain kerja sama dengan Go-Jek dalam memberikan layanan online-to-offline, serta kerja sama dengan Bank Mandiri dalam hal pembayaran dengan Line Pay.

Ke depannya, Line juga bakal mempertimbangkan untuk membuat karakter tokoh lokal, sebagai pendamping karakter global seperti Brown, Connie, Sally, dan sebagainya.

Bukan hanya mengubah bahasa

Di kesempatan yang sama, Chief of Social Media Officer Line, Jun Masuda menambahkan, lokalisasi bukan hanya soal mengubah bahasa dan tampilan sesuai dengan negara masing-masing. Lebih dari itu, menurutnya, penyedia layanan juga harus mengubah user experience.

"Anda juga harus memiliki tim developer aplikasi khusus, serta (pejabat) pengambil keputusan yang mengetahui latar belakang budaya masing-masing negara," ucap Masuda.

KOMPAS.com/Reska Nistanto Chief of Social Media Officer Line, Jun Masuda, saat menjawab pertanyaan dari media

Model pendekatan yang dilakukan oleh Messenger dan WhatsApp, yakni pendekatan yang sama di semua negara, menurut Masuda hanya sesuai untuk negara-negara yang mayoritas penduduknya menggunakan bahasa Inggris.

Sementara di Asia, wilayah dimana Line berjaya, terdapat latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda-beda. "Kalau saya sendiri yang harus mengambil keputusan, bisa jadi saya salah," tutur Masuda.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com