Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dengar, Rekaman Suara Pramugari Sebelum Tragedi 11 September

The New York Times mengungkap rekaman suara yang dirilis oleh investigator, menggambarkan detik demi detik kejadian yang oleh dunia kini disebut dengan peristiwa 11 September atau nine eleven (9/11).

Tidak menjawab panggilan ATC

Dari beberapa rekaman suara tersebut, terdapat rekaman percakapan radio antara petugas pengontrol udara atau air traffic controller (ATC) Boston dan pesawat American 11 yang hilang dari radar.

Pada pukul 08.34 pagi, menara pengawas Boston memerintahkan American 11 yang menerbangi rute Boston-Los Angeles untuk naik ke ketinggian 35.000 kaki.

"American 11, climb maintain level three five zero..."

Namun, tidak ada jawaban dari American 11. ATC berusaha untuk terus melakukan hubungan radio, tetapi American 11 sama sekali tidak merespons.

Informasi penting dari telepon pramugari

Pada pukul 08.19, sekitar 30 menit sebelum pesawat yang dibajak ditabrakkan, pramugari American 11 bernama Betty Ong menelepon pusat reservasi maskapai dengan Airfone yang tersedia di pesawat.

Betty yang berbicara dengan agen reservasi Nydia Gonzales mengatakan bahwa pilot dan kopilot di dalam kokpit tidak bisa dihubungi, ada dua awak kabin di kelas bisnis yang ditusuk, satu dalam kondisi kritis, dan satu lagi sudah tidak bernyawa.

Nydia kemudian menyampaikan informasi yang diterimanya kepada pusat kendali krisis American Airlines.

Petugas krisis American Airlines kemudian melakukan pelacakan dan profiling pesawat yang dibajak tersebut. Diketahui, radar transponder pesawat ternyata dimatikan oleh para pembajak.

Dengan transponder yang mati, petugas di darat tidak bisa melihat data ketinggian dan kecepatan pesawat, tetapi mereka sadar bahwa pesawat sedang menurunkan ketinggian.

"Saya pramugari nomor 3 di belakang, kokpit tidak menjawab, seseorang telah ditusuk di kelas bisnis, sepertinya kami sedang dibajak," kata Betty.

"Anda berada di penerbangan yang mana," tanya petugas American Airlines.

Betty menjawab, "Penerbangan 11."

"Bisa dijelaskan siapa yang ada di kelas bisnis?" tanya  petugas American Airlines kembali.

"Saya duduk di belakang, sebentar ada yang baru dari kelas bisnis. (Betty bertanya ke rekannya), ada yang tahu siapa menusuk siapa?"

"Aku tidak tahu, tapi Karen dan Bobby (purser dan pramugara) telah ditusuk," ujar suara lain di belakang.

Kemudian, Betty berkata kepada petugas American Airlines, "(Awak kabin) nomor 1 kami, purser kami ditusuk, tidak tahu siapa yang menusuk, kami tidak berani ke depan. Awak kabin nomor 5 juga ditusuk. Kami tidak bisa masuk ke kokpit."

"Mereka tidak menjaga agar kokpit steril?"

"Para pembajak ada di dalam sana. Mereka sepertinya mengganjal pintunya. Tidak ada yang bisa masuk atau menelepon kokpit," kata Betty lagi.

Belakangan diketahui dari rekaman audio yang beredar di YouTube bahwa kalimat terakhir yang dikatakan oleh Betty Ong lewat telepon sebelum pesawat menabrak adalah, "Pesawat kembali terbang tidak menentu."

Tidak ada lagi rekaman suara dari Betty. Sepertinya mereka tidak sadar bahwa pesawat yang mereka tumpangi sedang diarahkan ke salah satu menara gedung WTC.

Nydia, petugas reservasi yang menjadi perantara Betty dengan pusat krisis American Arilines, tidak lagi mendengar suara Betty.

"Betty, bicara kepadaku... Betty, kamu masih di sana? Oke kami menunggu, saluran ini tetap terbuka... Kurasa kita kehilangan dia (komunikasi terputus)," kata Nydia.

Namun, Betty sempat memberikan informasi penting yang mengungkap jati diri pembajak. Saat ditanya oleh Nydia, siapa yang berada di kokpit saat itu, Betty memberikan informasi bahwa mereka adalah penumpang di kursi 2A dan 2B.

Rekaman suara pembajak

Pada pukul 08.24, pembajak American Airlines 11 yang kemudian diketahui dari daftar manifes bernama Mohammad Atta secara tidak sengaja melakukan kontak dengan ATC. Namun, sepertinya ia tidak menyadarinya.

Dari apa yang terdengar, Atta seolah ingin berkomunikasi dengan penumpang. Namun entah mengapa, ia menekan tombol yang salah atau bagaimana, justru membuat suaranya ditransmisikan ke saluran radio ATC.

"Kami menguasai pesawat, tetap tenang, dan kita akan baik-baik saja, kita akan kembali ke bandara," kata Atta.

Petugas ATC Boston yang mendengar transmisi tersebut pun bertanya, "American 11, kalian baru saja memanggil?" Namun, saat itu petugas ATC tidak sadar bahwa yang berbicara adalah pembajak.

Kemudian suara Atta kembali terdengar. "Jangan ada yang bergerak, semua akan baik-baik saja. Jika ada yang bergerak, kalian akan mencelakakan diri kalian sendiri dan pesawat ini. Duduk diam saja."

Dikira latihan

Petugas FAA yang menyadari bahwa itu adalah peristiwa pembajakan pun langsung menghubungi komando pertahanan Amerika, NORAD, mengabarkan bahwa  peristiwa pembajakan telah terjadi di American 11.

FAA meminta NORAD untuk melepas (scramble) F-16 untuk mengejar American 11 yang hilang dari radar. Namun, tanpa transponder yang terdeteksi, NORAD kesulitan melacak keberadaan American 11.

American 11 hanya terdeteksi oleh radar primer, yang kedipannya hanya muncul di layar beberapa saat saja, tanpa informasi ketinggian, kecepatan, dan sebagainya.

Kesalahpahaman sempat terjadi saat perwira di NORAD mendapat informasi tentang pembajakan itu. Dia mengira ini adalah latihan.

"Apakah ini betul-betul terjadi atau cuma latihan?" "Bukan, ini bukan latihan, bukan tes."

American 11 menabrak menara utara

Di tengah kekacauan rantai komunikasi dan komando tersebut, pada pukul 08.47 waktu setempat, bola api terlihat dari salah satu menara gedung WTC.

Saat itu, secara bersamaan, petugas ATC Boston dan New York sama-sama kehilangan jejak American 11 di radar primer mereka.

"Boston kehilangan kontak, frekuensi kami menunjukkan ada ancaman pembajak."

"Konfirmasi, New York juga kehilangan kontak, dan kami mendapat sinyal ELT di area tersebut."

ELT atau emergency locator transmitter adalah pemancar sinyal dari kotak hitam pesawat, yang mengirimkan informasi lokasi saat mengalami benturan yang dahsyat.

Petugas ATC New York kemudian mendapat laporan dari petugas ATC di Bandara Kennedy bahwa mereka melihat bola api di gedung WTC. "Kalian serius? Itu area kami kehilangan jejak pesawat," kata petugas ATC New York.

United 175 menabrak menara selatan

Pukul 09.01, FAA baru mendapat laporan bahwa ada pesawat kedua yang hilang, yaitu United 175. Boeing 767 yang dioperasikan oleh United Airlines, rute Boston-Los Angeles.

Pejabat FAA meminta keterlibatan militer dengan segera mengirim jet-jet tempur untuk mencari dan mencegah pesawat yang hilang.

Namun pada pukul 09.02, petugas menara pengawas terminal radar approach control (tracon) di New York melihat secara langsung obyek pesawat yang menabrak menara selatan gedung WTC.

"Hei, lihat ke luar jendela, lihat di ketinggian 4.000 kaki arah timur bandara."

"Ya, aku lihat, ia turun dengan cepat... 4.500 kaki sekarang. Ia turun 800 kaki dengan begitu cepat."

"Ada yang tahu tipe pesawatnya?"

Lalu ada suara di belakang yang mengatakan ada satu pesawat lagi yang menabrak gedung.

"Satu lagi menabarak kencang, satu pesawat lagi menabrak World Trade Center," demikian suara itu.

Pukul 09.03 pagi, pesawat United 175 menabrak menara selatan WTC. Saat itulah jutaan warga New York yang menyaksikan siaran langsung gedung WTC yang ditabrak pesawat lewat televisi menyadari bahwa mereka sedang diserang.

Satu jam berikutnya, dua pesawat diketahui hilang. Mereka adalah B757 American Airlines nomor penerbangan 77 dan B757 United Airlines nomor penerbangan 93.

American 77 belakangan diketahui ditabrakkan di markas angkatan bersenjata Amerika Serikat, Pentagon, pada pukul 09.38 pagi.

Sementara itu, United 93, berkat perlawanan heroik para penumpang di dalamnya, gagal menuju target yang dituju pembajak. Pesawat tersebut jatuh di sebuah padang di Shanksville Pensylvania, sekitar 240 mil barat laut Washington.

Dugaan yang mencuat selama ini, target pembajak dalam penerbangan United 93 adalah Gedung Putih.

Setelah empat peristiwa pembajakan yang berujung tragis tersebut, FAA mengeluarkan perintah untuk meng-grounded semua pesawat yang ada di wilayah udara Amerika Serikat.

Pesawat yang sedang menuju ke Amerika Serikat pun dipaksa untuk mengalihkan pendaratan ke bandara terdekat.

Amerika Serikat kini mengenang tragedi 9/11 dengan membangun sebuah monumen di ground zero bekas gedung WTC, dan membangun menara baru yang diberi nama One World Trade Center.

Rekaman suara selengkapnya bisa didengar melalui situs The New York Times di tautan berikut ini.

https://tekno.kompas.com/read/2015/09/12/08050067/dengar-rekaman-suara-pramugari-sebelum-tragedi-11-september

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke