Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lawan Hoax di Millennial, Gerakan Literasi Nasional Gandeng Selebritas

Ketua umum Gerakan Nasional Literasi Digital #SiBerkreasi, Dedy Permadi, mengatakan bahwa kalangan yang paling rentan terpapar konten negatif adalah generasi millennial kelahiran dekade 80-an atau lebih muda. Mereka paling aktif dan banyak berinteraksi dengan percakapan digital.

Oleh sebab itulah, #SiBerkreasi menyasar generasi millennial dalam upayanya meningkatkan literasi digital dan memerangi peredaran konten negatif. Caranya antara lain adalah dengan menggandeng para influencer alias selebriti yang banyak diikuti dan dijadikan panutan oleh kaum muda di internet.

"Kami menggandeng influencer lewat dua jalur, pertama adalah lewat organisasi, misalnya kerja sama dengan PARFI (Persatuan Artis Film Indonesia) 56, itulah sebabnya Marcella Zalianty (ketua PARFI 2016-2021) ada di sini," ujar Dedy usai acara Diskusi Media "Potensi Ancaman Peredaran Konten Negatif di Internet dan Peluncuran Gerakan #SiBerkreasi" di Jakarta, Senin (2/10/2017).

Jalur kedua, lanjut Dedy, adalah dengan melakukan pendekatan personal terhadap influencer terkait. Meski #SiBerkreasi merupakan gerakan berupa ajakan yang bersifat sukarela, dia mengatakan sejumlah nama terkenal sudah menyatakan komitmen untuk mendukung, antara lain Putra Nababan, Dennis Adhiswara, dan seluruh anggota Project Pop yang ikut menciptakan video berjudul Cek Dulu untuk #SiBerkreasi.

Para influencer diharapkan ikut berperan dalam memerangi penyebaran konten negatif dengan cara mengunggah konten positif. "Misalnya sekarang banyak gerakan startup digital, mereka bisa ajak para fans untuk ramai-ramai mendukung startup ketimbang menyebar hoax," kata Dedy memberi contoh.

Lewat pendidikan

Selain lewat selebritas, #SiBerkreasi turut mendorong masuknya konten literasi digital dalam kurikulum pendidikan lewat kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dedy mengatakan, draft materi kurikulum literasi digital ditargetkan sudah rampung pada akhir tahun ini, tetapi dia masih belum bisa memastikan kapan penerapannya akan dilakukan di sekolah-sekolah.

"Proses masuk kurikulum itu panjang. Kami targetkan gerakan ini akan berlanjut hingga 2020 dan tiap semester akan dievaluasi efektivitasnya lewat riset, apakah benar-benar punya dampak positif atau tidak," ujar Dedy.

Kementerian Komunikasi dan Informatika yang ikut berperan mengawasi konten di internet menyambut baik gerakan #SiBerkreasi karena mengajak masyarakat untuk bersama-sama menciptakan lebih banak konten positif di internet dan mengurangi peredaran konten negatif.

"Kominfo itu dalam rangka literasi digital mengajak semua elemen bangsa, dari mulai akademisi, mahasiswa, dan lain-lain untuk sama-sama memerangi konten negatif. Karena ini kerja sama, maka kita semua harus sama-sama bekerja," ujar Rudiantara yang ikut hadir dalam acara.

Sebelumnya, Gerakan Nasional Literasi #SiBerkreasi telah diluncurkan dalam acara Kick Off: Smart Schools Online pada 25 September 2017 di Jakarta. Acara serupa juga diadakan secara serempak di 8 kota lain di Indonesia, yakni Bandung, Bojonegoro, Jember, Padang, Polewali Mandar, Semarang, Sinjai, dan Sukabumi.

https://tekno.kompas.com/read/2017/10/02/16060587/lawan-hoax-di-millennial-gerakan-literasi-nasional-gandeng-selebritas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke