Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sinyal Smartfren Cakupi 72 Persen Manado

Uji jaringan di Kota Manado dan daerah sekitarnya dilakukan dengan menjelajah menggunakan kendaraan, dari mulai hotel tempat wartawan menginap, yakni Four Point di kawasan Boulevard hingga ke luar kota, seperti Tomohon, Kawangkoan, Langoan, Tondano.

Menurut Vice President (VP) Technology Relations PT Smartfren Telecom, Munir Syahda Prabowo, secara umum sinyal Smartfren di Kota Manado dan daerah sekitarnya relatif baik. Di Kota Manado sendiri, cakupan sinyal Smartfren mencapai 72 persen wilayah.

Sedangkan di kota sekitarnya, seperti Minahasa dan Tondano, sebanyak 60 persen layanan Smartfren bisa menutupi kebutuhan internet penggunanya.

Munir mengakui, memang sejumlah titik yang dilewati dari Tomohon hingga Tondano, jaringan Smartfren lemah.

Dia menyebutkan, lemahnya sinyal di titik itu karena dua hal. Pertama, letak geografisnya pegunungan dan berkelok sehingga menyebabkan sinyal dari Base Transceiver Station (BTS) terhalang.

Jika memasang banyak BTS di daerah itu, sementara pengguna Smartfren minim, maka akan sangat membebani.

Kendati demikian, pihaknya tetap berusaha untuk memperkuat jaringan di daerah berbukit dan berkelok.

Munir mengatakan, untuk memasang BTS, hal yang menjadi salah satu pertimbangan adalah nilai keekonomisan. Menurut Munir, jika di daerah tertentu, pengguna Smartfren minim atau hanya sekadar lewat, maka secara ekonomi sulit untuk mendapat return atau balik modal.

"Masang BTS harus ekonomis. Minimum ada return," kata Munir usai uji jaringan.

Namun demikian, kata Munir,

Sementara kecepatan unduh di Kota Manado dan semua rute yang dilewati sebesar 4 hingga 5 Mbps. Munir mengatakan, uji jaringan sendiri selain memakai alat internal Smartfren sendiri, juga menggunakan alat ukur independen, seperti Nperf. Hasil uji jaringan dengan kedua alat tersebut rata-rata bagus.

Bukan CDMA lagi

Dalam kesempatan itu, Munir menyatakan bahwa Smartfren saat ini sudah bukan lagi operarot CDMA, melainkan LTE (4G). Hal itu, kata Munir, perlu ditegaskan kembali agar masyarakat paham. Sebab, menurut dia, selama ini ada sebagian masyarakat yang masih menganggap bahwa Smartfren itu operator CDMA.

"Bahkan ada seorang artis yang masih menganggap bahwa Smartfren itu operator CDMA. Dia menyebut LTE CDMA. Padahal bukan. LTE ya LTE. Smartfren sudah bukan lagi CDMA," kata Munir.

Kata dia, saat ini CDMA sudah dihapus. Kartu Smartfren tidak lagi support untuk CDMA. Begitu juga handset Smartfren bukan lagi CDMA, melainkan LTE.

"Ponsel yang mendukung Smartfren LTE di Indonesia sudah banyak. Bahkan, mayoritas sudah mendukung Smartfren LTE," tandas Munir.

Hingga September 2017, jumlah pelanggan Smartfren secara nasional diklaim mencapai 12,6 juta. Sebanyak 9,1 juta di antaranya adalah pengguna Smartfren 4G LTE. Sisanya masih dalam proses peralihan dari 2G/3G ke 4G.

https://tekno.kompas.com/read/2017/12/08/07410017/sinyal-smartfren-cakupi-72-persen-manado-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke