Kedua vendor ini berani memberi harga murah untuk ponsel dengan spesifikasi yang cukup tinggi. Meski demikian, persaingan Asus dan Xiaomi tersebut tak membuat Huawei terpancing untuk ikut bermain harga.
Pasalnya Huawei berdalih model promosi serta bisnis seperti ini tidak cocok untuk perusahaan yang fokus pada dalam mempertahankan pasar jangka panjang.
"Huawei mengambil jalan lain. Kami lebih mempersiapkan produk dengan benar-benar dan memberi value lebih pada konsumen," ungkap Deputy Country Director Huawei Indonesia Consumer Business Group, Lo Khing Sheng dalam peluncuran ponsel Nova Lite 2 di Jakarta, Rabu (25/4/2018).
Ia menambahkan, dengan strategi ini, Huawei bisa jauh lebih banyak berinvestasi pada teknologi dan kualitas. Bukan hanya sekadar pada peta persaingan harga pasar.
"Investasi kami bukan untuk marketing, lebih ke teknologi dan kualitas. Kami tidak bisa dengan harga segitu, tapi kami akan jaga kualitas dan layanan ke konsumen," lanjut Lo Khing.
Kendati demikian, ia optimistis Huawei bisa memperlebar pangsa pasar smartphonenya di Indonesia. Bahkan dengan berani, Huawei menargetkan untuk masuk tiga besar pangsa pasar terbanyak di Indonesia hanya dalam kurun waktu kurang dari tiga tahun.
Kondisi pangsa pasar Huawei sendiri diklaim tengah mendapat angin segar. Lewat data penjualan internalnya, Huawei sesumbar telah mengalami peningkatan lebih dari 223 persen dari tahun 2016 ke 2017.
Bahkan Huawei tak segan mengatakan bahwa mereka tengah menduduki peringkat ke-24 untuk Brand Finance Global Top 500.
https://tekno.kompas.com/read/2018/04/25/15180097/alasan-huawei-tak-ingin-banting-harga-seperti-smartphone-kompetitor
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan