Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Canon Berharap EOS R Cegah Pengguna Ganti Merek

Sebagian pengguna kamera Sony itu merupakan mantan pemilik DSLR Canon yang beralih, tapi masih menyimpan koleksi lensa Canon yang kemudian dipasang ke kamera Sony dengan bantuan adapter yang banyak tersedia di pasaran.

PT Datascrip selaku distributor produk-produk kamera Canon di Indonesia rupanya menyadari tren tersebut. Kamera mirrorless full-frame Canon EOS R yang rencananya akan segera dijual Oktober mendatang pun diharapkan bisa mencegah para pengguna -khususnya pemilik kamera dan lensa DSLR Canon- berpindah ke lain hati.

“Itu adalah salah satu alasan kenapa kami mulai berkecimpung di segmen ini (mirrorless full-frame),” ujar Canon Image Communication Product Division manager PT Datascrip Sintra Wong saat ditemui KompasTekno usai acara peluncuran kamera mirrorless Canon EOS R di Jakarta, Selasa (18/9/2018).

“Kami melihat para pengguna yang menginginkan kualitas full-frame hanya bisa memilih DSLR canon atau kompetitor jika ingin alternatif lebih ringan dan ringkas. Sebab, selama ini kami belum bisa memberikan jawabannya,” imbuh Sintra.

Jawaban Canon

Jawaban dimaksud akhirnya datang dalam bentuk EOS R, kamera mirrorless dengan sensor full-frame setara DSLR profesional Canon. Layaknya mirrorless, fisik EOS R lebih ringkas dan ringan dibandingkan seri kamera DSLR Canon.

EOS R menggunakan sistem mounting baru bernama RF mount yang baru memiliki koleksi 4 lensa, terdiri dari 2 lensa zoom normal dan 2 lensa prime. Namun, Canon turut menyediakan adapter khusus sehingga EOS R bisa dipasangi lensa-lensa DSLR canon EF mount.

Dengan demikian, diharapkan para pemilik EOS R nanti bisa mengatasi keterbatasan pilihan lensa RF mount selagi menunggu ekosistemnya matang, sekaligus mencegah para pemilik lensa Canon beralih ke bodi kamera dari merek lain.

“Kami yakni dengan adanya pilihan EOS R, tentu kinerjanya akan lebih maksimal untuk lensa-lensa Canon sendiri, daripada kalau menggunakan lensa Canon di bodi merek lain,” kata Sintra.

Sudah kanibal

Di hierarki kamera Canon, EOS R duduk di antara dua model kamera DSLR full-frame, yakni EOS 6D Mark II dan EOS 5D Mark IV. EOS R dimaksudkan sebagai pelengkap, alternatif yang bertubuh lebih ringkas dan ringan, alih-alih pengganti DSLR.

Sintra mengakui adanya potensi kanibalisasi antar produk, di mana EOS R bisa saja menggerus pasar DSLR Canon. Namun, menurut dia, ini masih merupakan kompromi yang lebih bisa diterima ketimbang membiarkan pasar DSLR full frame tak tergarap.

“Sekarang pun, kalau kami tidak memberikan jawaban ini (EOS R), pengguna yang membutuhkan mirrorless full frame akan lari ke brand lain. Jadi sebenarnya market DSLR sudah ada yang termakan dengan hadirnya segmen ini (mirrorless full-frame),” lanjut Sintra.

“Dengan hadirnya kami di segmen ini, kami berharap para pengguna Canon yang membutuhkan alternatif lebih ringan dan ringkas tak usah lagi pakai bodi merek lain,” pungkasnya.

Tren kamera mirrorless belakangan memang makin mengemuka. Di indonesia, menurut Sintra, pasar kamera mirrorless sudah lebih besar dibandingkan dengan kamera DSLR tradisional.

Datascrip pun berani mematok target penjualan kamera mirrorless yang lebih tinggi dibandingkan DSLR untuk tahun 2018. Kamera mirrorless Canon diharapkan laku 80.000 unit, sementara DSLR hanya 60.000 unit.

Selain Canon, Nikon belakangan juga ikut terjun ke pasaran kamera mirrorles full-frame lewat dua produk bernama Z6 dan Z7. Belum diketahui kapan duo mirrorless teranyar Nikon ini akan melenggang di Indonesia

https://tekno.kompas.com/read/2018/09/18/14270087/canon-berharap-eos-r-cegah-pengguna-ganti-merek

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke