Google selalu diberi julukan berupa nama cemilan manis sesuai huruf yang melambangkan versi Android menurut urutan alfabet, mulai dari Android 1.5 “Cupcake” (Android C) hingga yang tebaru Android 9 “Pie” (Android P).
Semanis apa perkembangannya? Berikut rangkuman singkat evolusi OS Android dari awal kelahirannya, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Digital Trends dan Blog Google, Senin (29/10/2018).
Android 1.0
Pada waktu debutnya ini, Android hanya memiliki nomor versi (Android 1.0) tanpa embel-embel nama cemilan.
Tak mau kalah saing dengan iOS (iPhone) yang hadir lebih dulu, Android 1.0 sudah dibekali notifikasi pull-down dan widgets di layar home screen, yang tidak ada pada iOS, serta kehadiran Google Play Store pertama yang waktu itu bernama Android Market.
Android 1.5 Cupcake
Cupcake untuk pertama kalinya menghadirkan on-screen keyboard, menggantikan papan ketik fisik yang sebelumnya dipakai oleh perangkat Android.
Perubahan besar lainnya adalah kemampuan merekam video yang baru ditambahkan di Cupcake. Google turut membuka SDK widget Android sehingga para developer pihak ketiga bisa membuat widget sendiri untuk OS tersebut.
Android 1.6 Donut
Donuts menandai titik dimana Android sudah bisa disematkan dalam di perangkat dengan beberapa ukuran layar yang berbeda.
Selain itu, untuk memudahkan pengguna dalam menjelajahi antarmuka ponsel, muncul fitur baru berupa search box yang ada dalam home screen.
Android 2.0 Eclair
Fitur peta yang kelak sangat populer itu datang lengkap dengan turn-by-turn navigation dan panduan suara (voice guidance) yang masih ada hingga sekarang.
Muncul tak lama setelah Donut pada tahun yang sama, Eclair turut menambah dukungan HTML5 di browser, berikut kemampuan untuk memutar video. Lock screen turut dirombak dengan menambahkan fitur swipe to unlock ala iPhone.
Android 2.2 Froyo
Froyo kebanyakan memoles fungsi Android yang sudah ada sebelumnya, seperti dukungan homescreen yang bisa ditambahkan hingga 5 buah.
Beberapa peningkatan lain termasuk tambahan, Voice Action, dukungan mobile hot spot dan kunci PIN untuk lock screen, melengkapi pattern lock yang sebelumnya sudah ada di Android.
Android 2.3 Gingerbread
Di Gingerbread pula, Google mulai memerapkan fitur battery management untuk menginformasikan pengguna soal aplikasi atau fungsi mana yang menguras baterai.
Keyboard Gingerbread turut dipermak dengan warna baru dan peningkatan dukungan multi-touch.
Android 3.0 Honeycomb
Honeycomb mengusung beberapa perubahan dibanding OS Android untuk smartphone, seperti warna tema biru -bukan hijau- dan preview untuk widget.
Tombol-tombol navigasi pun ditampilkan Honeycomb langsung di layar (virtual buttons) sehingga perangkat tak membutuhkan tombol fisik.
Android 4.0 Ice Cream Sandwich
Ini termasuk tombol navigasi virtual buttons yang bisa ditampilkan langsung di layar dan gestur sapuan dengan jari untuk menutup aplikasi.
Ice Cream Sandwich turut menghadirkan sejumlah fitur baru seperti face unlock, rekaman penggunaan data internet, aplikasi e-mail dan kalender baru, berikut dukungan Near-Field Communication (NFC).
Android 4.1 Jellybean
Di sinilah Google mulai menerapkan teknologi asisten digital Google Now yang bisa diakses dengan sapuan jari dari home screen.
Google turut mengimplementasikan “Project Butter” yang bertujuan mempermulus proses navigasi di Android lewat teknik triple buffering grafis. Hasilnya, stuttering di Android jauh berkurang sehingga terasa lebih mulus.
Android 4.4 Kitkat
Tampilan Kitkat dipermak supaya tampak lebih modern, dengan akses warna putih dan desain ulang aplikasi-apliaksi bawaaan dengan warna lebih terang.
Kitkat ikut memperkenalkan frasa perintah suara “OK Google” yang digunakan untuk memanggil Google Now dengan ucapan, kapanpun dikehendaki oleh pengguna. Ada juga phone dialler baru.
Android 5.0 Lollipop
Di OS inilah Google mulai menerapkan filosofi desain antarmuka “Material Design” yang serba “flat” di Android.
Di luar tampilan kosmetik ada banyak perubahan lain di Android Lollipop, termasuk debut Android Runtime menggantikan Dalvik VM yang sudah uzur, dan dukungan format gambar RAW.
Android 6.0 Marshmallow
Menu app, misalnya dirombak dan kini menggunakan later belakang putih, bukan hitam. Ada juga search bar untuk mempermudah pengguna menemukan aplikasi yang dicari.
Pada Marshmallow pula, Android untuk pertama kalinya menambahkan dukungan resmi terhadap sensor peemindai sidik jari. Permissions aplikasi tak lagi diminta secara sekaligus, tapi dirinci satu per satu sehingga bisa lebih diteliti oleh pengguna.
Android 7.0 Nougat
Google menambahkan dukungan multi-window sehingga pengguna bisa menjalankan dua aplikasi secara bersamaan dalam jendela terpisah yang diposisikan secara berdampingan.
Fitur Data Saver pada Android Nougat membantu pengguna dalam memonitor dan membatasi penggunaan kuota data internet. Tambahan lain termasuk mode VR dan 63 emoji baru.
Android 8.0 Oreo
Bagian notifikasi ikut dirombak. Pengguna bisa mengatur notifikasi mana saja yang akan ditampilkan dan apa yang dilakukan perangkat saat menyuguhkannya.
Selain OS Android versi “reguler”, Google juga membuat Android versi “ringan” bernama Android Go Edition yang diambil dari basis Android Oreo. OS ini khusus ditujukan supaya bisa dijalankan dengan lancar oleh perangkat-perangkat entry level Android Go.
Android 9.0 Pie
Karenanya, Android Pie pun lebih mengandalkan gestur gerakan-gerakan jari untuk melakukan hal-hal seperti multitasking.
Fitur lain termasuk “Digital Wellbeing” untuk menginformasikan soal pola pemakaian perangkat, Adaptive Battery untuk membatasi pemakaian baterai oleh aplikasi, dan App Action yang langsung menjalankan fitur aplikasi dari app drawer.
https://tekno.kompas.com/read/2018/10/30/06490017/menengok-10-tahun-evolusi-android-dari-cupcake-hingga-pie-