Apple, Silakan Turunkan Harga iPhone atau Rombak Bentuknya

Melihat performa yang buruk ini analis dari firma sekuritas Wedbush Daniel Ives menilai bahwa Apple harus melakukan sejumlah perombakan untuk iPhone di tahun 2019 mendatang.

Ia mengatakan bahwa solusi yang paling rasional adalah dengan memangkas harga atau melakukan desain ulang pada iPhone.

"Kami percaya bahwa Apple harus serius mempertimbangkan soal perubahan harga, atau mengubah desain iPhone di 2019 mendatang," ungkap Daniel dalam sebuah catatan kepada investor.

"Ini dilakukan untuk membuat adanya peningkatan aktivitas yang telah berpindah dari financial year 2019 (FY19) ke financial year 2010 (FY20)," lanjutnya.

Saat ini, harga tiga iPhone anyar yang dirilis September lalu berada pada rentang dari Rp 10 juta hingga Rp 16 juta. Sementara desainnya memang tidak begitu berbeda dengan iPhone X yang dirilis pada 2017 lalu. 

Anjuran dari Daniel Ives soal perubahan desain ini berbanding terbalik dengan prediksi analis Apple, Ming-Chi Kuo. Menurutnya, Apple tidak mungkin mengubah desain iPhone secara signifikan pada 2019 mendatang.

Ming-chi Kuo sendiri dikenal sebagai analis yang dapat memprediksi dengan tepat segala seluk beluk produk Apple, seperti perkembangan bisnis maupun produk Apple khususnya iPhone.

Dikutip KompasTekno dari Cultofmac, Jumat (30/11/2018), kendati demikian, Ming-Chi Kuo tak memberi komentar terkait saran pemotongan harga.

Apple sendiri memang tengah dilanda kesulitan dalam menjual tiga iPhone terbaru yang diperkenalkan pada bulan September lalu. Ketiga ponsel tersebut yakni iPhone XS, iPhone XS Max dan iPhone XR.

Hal ini dipersulit dengan kurang bergairahnya pasar smartphone secara keseluruhan dan lemahnya permintaan iPhone baru dari pasar China. Sampai-sampai beberapa hari lalu, Apple diketahui mulai memangkas target penjualan.

Di Jepang, Apple pun mulai memangkas harga untuk perangkat iPhone XR lewat diskon besar. Diskon ini dapat diberikan pada pengguna lewat subsidi operator seluler rekanan Apple di sana.

Target Apple saat ini berada di bawah ekspektasi para analis, yang kemungkinan menargetkan pendapatan antara 89 hingga 95 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.297 triliun hingga Rp 1.386 triliun) di periode Oktober-Desember 2018.