Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

YouTube Perluas Cara Monetisasi untuk Kreator

Sejumlah hal menjadi renungan, seperti rapor merah ke sejumlah kreator nakal yang berdampak pada ekosistem YouTube, serta "prestasi" buruk YouTube yang mendapat rekor "dislike" terbanyak sepanjang sejarah melalui video YouTube Rewind 2018.

Dalam suratnya, ia juga mengumumkan fokus YouTube 2019. Salah satunya membuka jalan baru bagi kreator untuk memperbanyak pundi-pundi melalui monetisasi.

"Tahun ini, saya memiliki tiga prioritas, pertama mendukung kesuksesan kreator dan artis, kedua meningkatkan komunikasi dan engagement, dan ketiga, meningkatkan tanggung jawab kami," tulisnya.

Salah satu cara baru yang dibuka YouTube adalah memperluas layanan YouTube Music dan YouTube Premium ke 29 negara, di mana sebelumnya hanya 5 negara. Ini dilakukan untuk memperluas cara monetisasi di luar iklan.

Selain melalui skema iklan, kreator juga bisa mendapatkan uang melalui layanan "Super Chat", "Channel Membership" (keanggotaan), "Merchandise", dan penjualan tiket.

Tahun lalu, YouTube membuka akses "Merchandise" untuk semua kreator secara global. Ambang batas jumlah subscriber untuk "Membership" juga diturunkan, dari 100.000 menjadi 30.000.

Layanan Membership membujuk pelanggan untuk mejadi sponsor kreator dengan biaya langganan 4,99 dollar AS (sekitar Rp 70.000 per bulan. Nantinya, pelanggan berbayar akan mendapat konten ekslusif, lencana unik, dan emoji baru.

Dari sisi kreator, YouTube telah meningkatkan klasifikasi video menggunakan ikon monetisasi yang akan mempermudah keputusan monetisasi di setiap video. YouTube mengklaim, akurasi ikon monetisasi meningkat 40 persen.

Sekadar informasi, ada dua ikon monetisasi yang digunakan, yakni "green dollar sign" (dollar hijau) untuk menandai video yang monetisasinya terbuka bagi pengiklan, dan "yellow dollar sign" (dollar kuning) untuk menandai video dengan iklan terbatas.

Ikon monetisasi sempat ramai dikeluhkan para kreator tahun lalu. Para kreator mengeluh penonton mereka berkurang setelah mendapat tanda dollar kuning.

YouTube juga membuka pintu bagi para kreator yang ingin mengajukan banding jika YouTube salah menarik konten mereka.

Lebih responsif

Tahun 2018, YouTube mengaku lebih responsif terhadap masukan. Respon unggahan di sosial media diklaim meningkat 150 persen dan waktu respon lebih cepat 50 persen dibanding sebelumnya.

Tidak hanya bersua dengan kreator melalui pedoman komunitas dan platform online, tapi juga secara tatap muka melalui acara Fanfest yang telah berlangsung sebanyak 480 acara dengan 18.000 lebih kreator.

Tahun 2019 ini, YouTube ingin meningkatkan komunikasi dan engagement dengan cara lain. Salah satunya dengan menelurkan fitur "Premiere". Fitur ini telah dirlis sekitar akhir tahun lalu dan diklaim telah memuaskan para kreator.

Dengan "Premier", para kreator bisa berinteraksi langsung dengan penonton secara real-time dengan live chat. Salah satu bukti kesuksesan fitur ini adalah video musik "Thank You Next" milik penyanyi pop Ariana Grande.

YouTube mengklaim saat video ini diunggah 30 November lalu, ada 829.000 penonton yang sekadar menonton dan juga saling berinteraksi secara bersamaan.

"(Capaian itu) menjadikan video tersebut menjadi 'Premiere' terbesar yang pernah ada di YouTube", tulis Wojcicki.

Fitur YouTube Stories juga bisa dimanfaatkan kreator yang memiliki minimal 10.000 subscriber. YouTube juga menyediakan tab "Komunitas" bagi kanal yang memiliki lebih dari 1.000 subscriber.

Melalui tab "Komunitas", kreator bisa meminta masukan dari penonton tentang video apa yang menarik, mempromosikan video favorit atau merchandise, serta menampilkan cuplikan video yang baru diunggahnya melalui GIF.

Lebih sigap

YouTube dibanjiri banyak kitikan tahun lalu, terutama soal muatan konten. Tahun ini, Wojcicki ingin membuat YouTube lebih sigap menyergap konten yang melanggar panduan komunitasnya.

YouTube akan memperjelas sejumlah aturan yang berdampak bagi kreator. Misalnya memberikan rambu-rambu umpatan apa saja yang pantas diucapkan di dalam video dan tidak mengganggu aliran iklan.

Beberapa waktu lalu, YouTube juga mengumumkan aturan tentang thumbnail, tautan eksternal tentang konspirasi, dan pelarangan video bermuatan prank dan challenge (tantangan) berbahaya, seperti "Bird Box Challenge" atau "Tide Pod Challenge".

Untuk mengembangkan jumlah kreator sekaligus mengedukasi konten seperti apa yang yang layak, YouTube membuka beasiswa bagi 65 kreator terpilih.

"Penerima beasiswa akan mengembangkan konten multi-session untuk YouTube, detailnya akan dirilis nantinya," jelas Wojcicki, dirangkum KompasTekno dari blog resmi Google, Kamis (7/2/2019).

YouTube juga akan melanjutkan acara EduCon yang teah digelar di empat negara tahun lalu yakni India, AS, Meksiko, dan Brazil.

EduCon pertama tahun ini akan digelar di Inggris pada bulan Februari. Di luar segala hambatannya, beberapa capaian telah diraih YouTube.

Wojcicki menyebut jumlah kanal dengan 1 juta subscriber jumlahnya berlipat ganda di tahun 2018. Sementara kreator yang mendapatkan pendapatan lima hingga enam digit (puluhan ribu hingga ratusan ribu dollar AS), naik lebih dari 40 persen.

"Terus berikan umpan balik, meskipun sesekali sulit untuk diterima, pertanyaan dan komentar Anda akan membuat YouTube terus menjadi platform berbagi video terbaik untuk kita semua," pungkas Wojcicki.

https://tekno.kompas.com/read/2019/02/07/19520007/youtube-perluas-cara-monetisasi-untuk-kreator

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke