Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jual Beli Data Pribadi Marak, Ini 8 Tips Untuk Melindungi Data Anda

KOMPAS.com - Beredar di media sosial, kabar yang menyebut bahwa ada sejumlah oknum tidak bertanggung jawab yang memperjualbelikan data-data pribadi kita.

Data-data pribadi yang diperjualbelikan itu mencakup nomor telepon, Nomor Induk Kependudukan (NIK), hingga data Kartu Keluarga (KK).

Sejatinya, data-data ini diambil dari ranah internet. Oknum-oknum itu menipu  para pengguna untuk menyerahkan identitas dan data pribadi demi modus kepentingan bersama.

Dimaksud kepentingan bersama, sebab modus ini juga bermanfaat bagi para target oknum itu sendiri, tidak hanya menguntungkan sang pembuat modus.

Hal-hal ini mencakup modus situs pengecekan KTP palsu, modus lowongan pekerjaan, hingga berbentuk pesan singkat (SMS) yang berisi tautan yang menjanjikan pinjaman uang secara online dengan mudah.

Nah, untuk menghindari hal-hal tersebut, pengguna seharusnya lebih berhati-hati dan waspada terhadap data pribadi mereka sendiri.

Berikut sejumlah tips yang bisa diikuti untuk melindungi data pribadi kita agar tidak dipergunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Cnet, Jumat (2/8/2019).

1. Pakai password yang rumit

Akun-akun pengguna bisa saja diretas jika kata sandi (password) mereka lemah. Ketika diretas, para oknum tidak bertanggung jawab bebas melakukan apa pun terhadap data-data yang tercantum di akun tersebut.

Nah, gunakan kata sandi yang sedikit lebih rumit untuk akun-akun yang meminta data pribadi Anda, seperti akun media sosial, akun e-mail, dan sebagainya.

Anda juga bisa memanfaatkan aplikasi-aplikasi password manager yang bisa diunduh secara gratis di Play Store atau App Store.

2. Pakai VPN atau peramban private

Oknum tak bertanggung jawab biasanya menggunakan lokasi target untuk menjalankan niat buruknya.

Terlebih, jika memanfaatkan koneksi umum, seperti Wi-Fi, oknum tersebut justru lebih mudah untuk menyusupi celah keamanan perangkat pengguna lantaran data yang tersebar di Wi-Fi biasanya tidak aman.

Agar lebih terlindungi dari ancaman tersebut, Anda bisa menjelajah internet menggunakan layanan VPN atau DNS, seperti 1.1.1.1, atau peramban private, seperti Chrome mode Incognito, ketika menggunakan Wi-Fi.

3. Hindari mengunggah foto dokumen atau identitas pribadi

Foto sejatinya bisa menjadi sasaran empuk bagi para orang yang tidak bertangung jawab, apalagi dokumen-dokumen pribadi.

Oleh karena itu, hindari mengunggah gambar yang berkaitan dengan informasi pribadi di ranah maya.

Jika sebuah aplikasi meminta foto identitas, pastikan aplikasi tersebut memang terpercaya dan berguna bagi Anda.

4. Unduh aplikasi dari sumber resmi

Aplikasi yang diunduh dari sumber yang tidak resmi biasanya ditempeli oleh malware hingga adware.

Kedua program jahat ini bisa saja menjangkit perangkat Anda dan kemudian menyedot seluruh informasi yang berada di ponsel Anda.

Jadi, pastikan Anda hanya mengunduh aplikasi hanya dari Play Store (untuk ponsel Android) dan App Store (untuk ponsel iOS).

5. Cari tahu perusahaan yang ingin dilamar

Di zaman sekarang, lamaran pekerjaan biasanya dikirimkan melalui online. Para perusahaan juga banyak yang mem-posting lowongan pekerjaan di internet agar lebih mudah dijangkau oleh para pelamar.

Nah, seperti disebutkan tadi, ada oknum yang menjual data pribadi menggunakan modus memberikan lowongan pekerjaan kepada pengguna.

Saran KompasTekno, jangan langsung terpancing oleh iming-iming yang diberikan oleh pemberi lowongan pekerjaan tersebut, apalagi jika benefit yang ditawarkan sangat besar atau tidak masuk akal.

Lakukan riset terhadap perusahaan pemberi lowongan pekerjaan tersebut dan cari tahu informasi lebih lanjut mengenai keabsahan lowongan pekerjaan ini di internet.

6. Batasi informasi pribadi di media sosial

Media sosial sejatinya merupakan portofolio kita di dunia maya. Dari sini, orang lain bisa tahu satu atau dua hal tentang diri kita.

Sebisa mungkin, hindari mencantumkan informasi terkait data-data pribadi, seperti nomor telepon, e-mail, dan data lainnya, di platform media sosial.

Jika perlu, ubah visibility media sosial Anda, seperti Instagram dan Facebook, dari public menjadi private.

7. Perhatikan izin aplikasi

Aplikasi-aplikasi di smartphone sejatinya bisa melakukan apa saja, seperti mengumpulkan informasi data pribadi penggunanya, jika memang diizinkan oleh pengguna yang bersangkutan.

Nah, oknum yang tidak bertanggung jawab bisa saja menggunakan celah ini untuk mencuri data-data pribadi dan kemudian menjualnya.

Oleh karena itu, baca seluruh persetujuan dan data apa saja yang diambil oleh aplikasi tersebut sebelum menggunakan aplikasi bersangkutan.

Kemudian, jangan asal-asalan dan terlalu cepat mengklik "Allow" sebelum pengguna membaca apa saja akses yang diminta oleh aplikasi tersebut.

8. Jangan asal klik tautan

Selain lewat internet, oknum pencuri data pribadi juga bisa menggunakan modus SMS dengan menawarkan sejumlah informasi menguntungkan, seperti tawaran pinjaman online dengan mudah.

Untuk mendapatkan keuntungan tersebut, Anda tinggal mengklik tautan yang tercantum di SMS yang berasal dari nomor yang biasanya random.

KompasTekno menyarankan jangan sekali-kali meng-klik tautan tersebut. Sebab, kita tidak tahu apa isi tautan itu dan SMS ini juga belum diketahui sumbernya dari mana.

Anda juga bisa googling nomor telepon pengirim SMS itu di internet jika ingin mencari tahu apakah nomor telepon tersebut merupakan modus penipuan atau bukan.

https://tekno.kompas.com/read/2019/08/02/16435557/jual-beli-data-pribadi-marak-ini-8-tips-untuk-melindungi-data-anda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke