Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bocoran Dokumen Ungkap Faktor-faktor Penyebab Kecelakaan Lion Air JT610

The Wall Street Journal mengklaim telah mendapatkan bocoran draft laporan akhir KNKT. Menurut bocoran dokumen laporan, tim investigasi Indonesia menunjuk faktor desain pesawat dan kesalahan pengawasan yang memegang peranan penting dalam kecelakaan tersebut.

Faktor-faktor lain yang disebut turut berkontribusi adalah hubungan antara pilot error dan kesalahan pemeliharaan pesawat.

Namun detail laporan akhir kecelakaan B737 Max Lion Air penerbangan JT610 di atas masih bisa berubah dan akan dianalisa lebih lanjut. KNKT menolak berkomentar saat dimintai keterangan soal bocoran ini.

KNKT hanya mengatakan bahwa laporan hasil investigasi kecelakaan Lion Air JT610 akan dirilis pada awal November 2019 mendatang.

Pilot kurang pengalaman?

Sementara KNKT bersiap merilis laporan investigasi kecelakaan Lion Air JT610, The New York Times Magazine juga menerbitkan analisa mereka sendiri pada Rabu (18/9/2019) lalu.

Analisis tersebut dibuat oleh William Langewiesche, jurnalis kawakan yang juga seorang pilot.

Menurut Langewiesche, faktor bisnis penerbangan maskapai LCC membuat pilot yang masih tergolong baru menerbangi rute-rute internasional, sehingga membahayakan nyawa penumpang.

Lion Air, kata Langewiesche, merekrut pilot-pilot yang kurang berpengalaman, lalu membayar murah dan meminta mereka bekerja keras.

Kapten penerbangan JT610 yang jatuh di Laut Jawa pada 29 Oktober 2018 lalu adalah seorang berkebangsaan India berumur 31 tahun, yang disebut terlalu dini menjadi pimpinan penerbangan, dibandingkan dengan maskapai-maskapai lain.

Begitu pesawat Boeing 737 Max bermasalah, kru Lion Air disebut tidak bisa memitigasi kerusakan.

Hal lain yang menunjukkan kurang berpengalamannya pilot Lion Air JT610 adalah saat berkomunikasi dengan ATC, ia disebut tidak tahu berapa ketinggian pesawat.

Kecelakaan B737 Max Ethiopian Airlines ET302 pada 10 Maret 2019 lalu, juga memiliki indikasi kapten pilot yang masih terlalu dini, hanya memiliki 200 jam terbang.

CEO Aero Consulting Experts, Ross Aimer menyatakan bahwa 200 jam terbang itu sangat sedikit, dan jika pilot berada dalam keadaan darurat, bisa menjadi masalah.

"Pesawat yang rumit jika diterbangkan siswa pilot, bakal jadi masalah," kata Aimer.

"Bahkan jika yang duduk di kiri (kapten) sudah memiliki banyak pengalaman, jadinya pengalaman yang tidak seimbang, itu juga bisa jadi masalah," imbuhnya.

https://tekno.kompas.com/read/2019/09/24/15551937/bocoran-dokumen-ungkap-faktor-faktor-penyebab-kecelakaan-lion-air-jt610

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke